Dua Pekan Banjir Sumbar Berlalu, Gubernur Mahyeldi "Ngadu" ke BNPB

Dua warga berjalan di tengah banjir dua pekan lalu. Ist
PADANG-Lebih dari dua pekan banjir melanda beberapa daerah di Sumbar. Banjir itu menyisakan kerusakan sarana prasana yang cukup parah dan  membutuhkan biaya besar untuk memperbaikinya.

Kamis (27/7) Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, bersama Kepala BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy berserta empat kepala daerah lainnya meminta dukungan kepada BNPB terkait kerusakan sarana yang terjadi.

"Kami bersama Pak Gubernur menyampaikan kondisi Sumbar pasca dua pekan setelah banjir. Sektor yang paling terdampak akibat banjir lalu adalah pertanian dan sarana umum,"kata Kepala BPBD Sumbar, Rudy Rinaldi, kepada wartawan Minggu (30/7) di Padang.

Dikatakannya, saat bertemu Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyant, gubernur menyampaikan Sumbar dilanda bencana silih berganti. Kondisi itu berdampak pada banyak sektor.Salah satunya pertanian dan berakibat buruk pada kebutuhan pangan masyarakat Sumbar dan sejumlah provinsi di sekitanya. Seperti Riau, Jambi dan Medan. 

Dalam pertemuan itu, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto menanggapi positif segala persoalan yang disampaikan.

"Pak Kepala BNPB memberi arahan agar segala kebutuhan yang bersifat mendesak, bisa menggunakan Dana Siap Pakai (DSP)," terang Rudy.

Lalu katanya, untuk jangka menengah dan panjang, Kepala BNPB, pemda bisa menggunakan dana hibah rehabilitasi dan rekonstuksi (RR).Dana itu digunakan untuk seluruh kebutuhan yang dianggap perlu dalam pemulihan.

"Meski demikian, Pak Kepala BNPB menggaris bawahi dan meminta agar seluruh persyaratan yang diperlukan untuk merealisasikan hibah RR dapat dikerjakan dalam tempo yang sesingkatnya. Tujuannya agar tidak ada lagi masyarakat yang masih terkatung-katung, karena dampak bencana alam" ujarnya. 

Untuk pemulihan sendiri, terang Rudy,  pihak BNPB tidak menutup kemungkinan akan menggandeng lintas kementerian/lembaga untuk memberikan solusi terbaik penanganan bencana. Baik jangka pendek maupun jangka panjang di wilayah Sumbar. 

Turut hadir mendampingi Kepala BNPB, Plt. Sekretaris Utama BNPB Rustian, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Fajar Setyawan, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Lilik Kurniawan, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah.Kemudian, Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari, Kepala Biro Keuangan BNPB Tavip Joko Prahoro, Kepala Biro Perencanaan BNPB Andy Eviana dan Kapusdalops BNPB Bambang Surya Putra. 

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, terjadi bencana banjir hingga longsor sejumlah daerah di Sumbar akibat tingginya curah hujan. Daerah yang paling parah, yakni Kota Padang, Kabupaten Agam, Padang Pariaman, dan Pesisir Selatan. 

Besarnya dampak bencana yang terjadi pada 13-14 Juli 2023 itu, keempat daerah ini ditetapkan status Darurat Bencana sejak 14-27 Juli 2023. Kemudian diperpanjang lagi seminggu ke depan. 

Berdasarkan pemutakhiran data bencana 14-20 Juli 2023 pada lima daerah di Sumbar termasuk Pasaman Barat, tercatat 6.605 KK atau 23.961 jiwa yang terdampak, 6.496 unit rumah yang rusak, 69 fasilitas umum, 259 hektar lahan, dan 5 jiwa meninggal dunia. YL


0 Comments