![]() |
| Foto bersama. Ist |
PASAMAN – Angka prevalensi stunting (tengkes) di Sumatera Barat (Sumbar) kembali mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan data terbaru, angka stunting di provinsi ini naik dari 23,6% menjadi 24,9% pada tahun 2024, melebihi angka tahun 2023 yang sebesar 24,2%.
Kenaikan yang mengkhawatirkan sebesar 1,6% ini menjadi sorotan utama dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Pasaman, Senin (28/10/2025).
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Prov. Sumbar, dr. Herlin Sridiani, M.Kes, menegaskan bahwa target RPJMD Sumbar tahun 2025 sebesar 20,5% terancam gagal jika tidak ada upaya luar biasa.
"Mustahil angka prevalensi stunting di Sumatera Barat bisa kita turunkan jika kita tidak carikan jalan keluarnya secara bersama-sama," tegas dr. Herlin di hadapan Wakil Bupati Pasaman, Tim TPPS Provinsi, dan seluruh stakeholder terkait.
Fokus pada 20.924 Keluarga Berisiko Tinggi
Dr. Herlin memaparkan data krusial bahwa di Sumbar terdapat 20.924 orang keluarga berisiko stunting yang telah terdata By Name By Address (BNBA). Angka ini mencakup Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Baduta (usia 0-23 bulan) yang berpotensi melahirkan atau memiliki anak stunting bawaan.
Untuk menanggulangi kondisi darurat ini, Dinas P3AP2KB mengajak seluruh pihak untuk bersinergi melalui gerakan kunci:
Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting): Gerakan ini ditujukan secara spesifik untuk mengasuh dan memberikan dukungan kepada 20.924 keluarga berisiko tersebut.
Konvergensi Multisektor: Seluruh stakeholder diminta terlibat aktif, termasuk BAZNAS, BUMD, BUMN, perbankan, dan lembaga lainnya, untuk memberikan dukungan moril maupun materil.
"Penanganan percepatan penurunan stunting harus dilakukan secara Holistik, Integratif, dan berkualitas," tambahnya.
Perkuat Koordinasi TPPS dan Capai Target 20,5%
Pemerintah Pusat telah menetapkan stunting sebagai Isu Prioritas Nasional, di mana percepatan penanganan harus mengacu pada 5 Pilar Strategi Nasional (Perpres No. 72 Tahun 2021) dan 42 indikator prioritas dalam RAN PASTI.
Dalam Rakor yang secara resmi dibuka oleh dr. Herlin ini, ia menekankan pentingnya peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang telah dibentuk oleh Gubernur Sumbar (SK No. 445-231-2024).
"Saya meminta kepada TPPS dan kepada kita semua dapat mengagendakan pertemuan rutin setiap bulan, bahkan juga bisa mendatangi langsung Kabupaten/Kota yang angka prevalensi tergolong tinggi," pintanya.
Rapat koordinasi ini diharapkan menjadi komitmen awal agar penanggulangan stunting di Sumbar semakin sinergis, sehingga target prevalensi 20,5% pada akhir tahun 2025 dapat dicapai demi terciptanya SDM Unggul, Indonesia Maju.
Sementara, Rakor Percepatan Penurunan Stunting pada bertujuan untuk meningkatkan koordinasi, sinkronisasi kebijakan, dan memperkuat sinergi lintas sektor dalam upaya menekan angka stunting di Sumatera Barat.Kegiatan ini menjadi tindak lanjut dari payung hukum nasional, termasuk Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, serta mengacu pada Peraturan Gubernur Sumbar No. 445-231-2024 mengenai Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi.
Menurut Panitia Pelaksana, Rakor ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk memastikan terlaksananya upaya pencegahan yang terkonvergensi dan intervensi yang tepat sasaran kepada kelompok risiko yang telah ditetapkan.Fokus Materi: Gabungan Intervensi Spesifik dan Perubahan PerilakuRakor ini melibatkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Pasaman dan OPD terkait sebagai peserta. Untuk memastikan kualitas pembahasan, panitia menghadirkan empat narasumber kunci dari berbagai latar belakang, yang menunjukkan pendekatan holistik dalam penanganan stunting.
Narasumber yang dihadirkan adalah dr. Aklima, MPH (Kadis Kesehatan Prov. Sumbar)Intervensi Spesifik Percepatan Penurunan Stunting di Kab. Pasaman Kesehatan dan Gizi. dr. Herlin Sridiani, M.Kes (Kadis P3AP2KB Prov Sumbar) Perubahan Perilaku Masyarakat dalam Upaya Percepatan Penurunan StuntingSosial dan Budaya. Bappeda Prov Sumbar dengan materi Peningkatan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan StuntingKebijakan dan Perencanaan. Prof. DR. dr. Masrul, MSc, Sp. GK (Universitas Andalas)Best Practise Percepatan Penurunan Stunting Akademik dan Model Terbaik Perkuat Sinergi Lintas Sektor dan Mitra Kerja.

0 Comments