JAKARTA-Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menegaskan komitmennya untuk menjadikan Sumbar sebagai green province atau provinsi hijau pada tahun 2026.
Pernyataan ini disampaikan Mahyeldi saat menghadiri The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Rabu (17/9/2025).
Menurut Mahyeldi, pengembangan energi panas bumi merupakan langkah strategis untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan mendukung target Net Zero Emissions 2060.
"Sumatera Barat memiliki potensi panas bumi yang sangat besar. Dengan dukungan pemerintah pusat, para bupati, serta investor, insya Allah kita wujudkan Sumbar sebagai provinsi hijau pada 2026," ujar Mahyeldi.
Semangat Mahyeldi ini sejalan dengan agenda nasional untuk mendorong ekonomi hijau sebagai fondasi pertumbuhan berkelanjutan Indonesia. Ia menambahkan bahwa energi terbarukan akan menjadi penggerak penting dalam menjaga ketahanan energi dan memperkuat daya saing bangsa.
Keseriusan Pemprov Sumbar terlihat dari kehadiran tujuh bupati dari daerah yang memiliki potensi panas bumi, yaitu Pasaman, Pasaman Barat, Solok, Solok Selatan, Agam, Tanah Datar, dan Lima Puluh Kota.
Dalam acara yang dibuka oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, digelar pula sejumlah agenda penting, seperti peluncuran Proyek PLTP Muara Laboh Unit 2 (80 MW) dan dimulainya eksplorasi sumur panas bumi di PSPE Bonjol (40 MW). Tak hanya itu, pemerintah juga membuka lelang untuk 3 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan total 80 MW, salah satunya adalah WKP Cubadak–Panti di Kabupaten Pasaman.
Mahyeldi menekankan, pengembangan energi bersih ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga merupakan tanggung jawab moral bagi generasi mendatang. "Dengan energi bersih, kita ingin Sumatera Barat tetap maju, berkelanjutan, dan membawa berkah bagi masyarakat," tegasnya.
Sejumlah agenda penting juga digelar dalam kegiatan tersebut, di antaranya launching Proyek PLTP Muara Laboh Unit 2 (80 MW) oleh PT Supreme Energy Muara Laboh, tajak sumur pertama eksplorasi PSPE Bonjol (40 MW) oleh PT Medco Power Indonesia, serta pembukaan lelang 3 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang total kapasitasnya sebesar 80 MW dan penawaran 7 wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) yang total potensinya mencapai 270 MW dengan total kebutuhan investasi sebesar USD 2,2 miliar.
"Salah satunya adalah WKP Cubadak–Panti di Kabupaten Pasaman," ungkap Mahyeldi.
Acara ini juga menjadi momentum penting bagi Sumbar untuk memperkuat peran dalam pengembangan energi bersih nasional, sekaligus mengokohkan visi daerah menuju provinsi hijau yang ramah lingkungan dan berdaya saing global.
Guna mendukung semangat tersebut, sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah (GWPP), Mahyeldi mengajak seluruh kepala daerah di Sumbar untuk bersama-sama menyukseskan pengembangan energi panas bumi. Menurutnya, ini bukan hanya wujud dari upaya pemenuhan kebutuhan tapi juga merupakan bentuk tanggungjawab moril kepada generasi mendatang.
“Ini bukan hanya untuk kebutuhan energi, tetapi juga warisan kita bagi generasi mendatang. Dengan energi bersih, kita ingin Sumatera Barat tetap maju, berkelanjutan, dan membawa berkah bagi masyarakat. Semangat ekonomi hijau yang kita jalankan di Sumbar adalah bagian dari komitmen Indonesia menuju masa depan yang lebih baik,” tegas Mahyeldi.
Turut hadir mendampingi Gubernur dalam kegiatan tersebut sejumlah pejabat pimpinan tinggi pratama di lingkup Pemprov Sumbar. Di antaranya, Kepala Dinas ESDM, Helmi Heriyanto, ST, M.Eng; Kepala Dinas DPMPTSP, Luhur Budianda; Kepala Bappeda dan Kepala Badan Penghubung, Aschari Cahyaditama, S.STP, M.Soc.Sc, Ph.D.
0 Comments