Payakumbuh Bersinar: Lahirnya Pusat Kreativitas Baru

Proses Kurasi Tahap II produk SMK pada ajang Internasional SMK Expo, 2 Juli 2024. Foto: Dokumentasi Internasional SMK Expo

PAYAKUMBUH-Muhammad Aris Saputra punya mimpi. Suatu saat ia bersama teman-temannya membangun perusahaan pengembangan produk digital di kota kelahirannya, Payakumbuh.

Ia, sebagaimana pengakuannya, sebetulnya tidak ingin merantau ke luar kota selepas sekolah lalu ‘hanya’ menjadi karyawan di suatu perusahaan.

Anak muda dengan sinar mata yang terang itu, adalah siswa SMKN 2 Payakumbuh. Dengan penuh semangat ia menerangkan soal proyek ‘Smart House’ yang tengah ia kembangkan bersama teman dan guru pendamping di sekolahnya.

“Yang kita pamerkan ini baru produk awalnya. Nanti kita mau buat rumah yang semua perangkatnya terkoneksi dengan gawai dan bisa dikendalikan dari dekat dan dari jarak jauh sekalipun,” kata pelajar yang kerap disapa Aris itu sewaktu Kurasi Tahap II, 2 Juli 2024.

Ia lalu menerangkan beberapa produk yang akan dipamerkan di booth SMKN 2 Payakumbuh. Ada bohlam serta saklar yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Tapi ia belum puas dengan itu saja.

Nanti ia ingin membangun rumah dengan sistem keamanan, pintu rumah dan jendela, serta gerbang rumah yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Bahkan dilengkapi sensor yang mampu membedakan pemilik rumah dengan orang asing.

“Begitulah Smart House yang kita bayangkan,” lanjutnya sambil kembali menegaskan ia inginnya produk itu dikembangkan di kotanya sendiri di antara ramainya pengunjung dalam ajang yang akan digelar dari 7-11 Agustus tersebut.

Aris tidak sendiri. Di sebelah booth sekolahnya, berdiri pula booth SMKN 4 Payakumbuh. Booth itu tampak ramai oleh anak-anak dan orang dewasa yang tengah menjajal Virtual Reality (VR) yang dikembangkan oleh siswa dan guru di laboratorium jurusan Pengembangan Perangkat Lunak di sekolah mereka.

VR itu berisi figur-figur berpakaian tradisional Minangkabau lengkap dengan informasi umum soal tiap item pakaian. “VR ini salah satu produk kami di SMKN 4” kata Ranti Adina Sari, guru yang mendampingi para siswa saat kurasi itu.

Selain produk VR bernama Minangkabau Fashion Virtual Reality, para siswa SMKN 4 Payakumbuh juga memamerkan produk digital lainnya yang tengah mereka kembangkan.

“Ada juga website Bucket – SMK,” lanjut Ranti. Website ini berisi beragam informasi mengenai produk-produk SMK se Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota.

Para pengunjung website, juga bisa memesan produk-produk tersebut secara online. Produknya sangat beragam, mulai dari kuliner hingga fashion.

“Kita selama ini mungkin tidak tahu bahwa SMK-SMK kita di Payambuh dan Kabupaten Limapuluh Kota, telah menghasilan produk-produk inovatif yang patut diperhitungkan,” kata Ranti lagi.

Ia menambahkan melalui website tersebut, produk-produk SMK bisa terhubung dengan pasar. Para calon pembeli juga dimudahkan karena semuanya berada di satu platform.

Lebih penting lagi, lanjut Ranti, website ini diharapkannya dapat memperluas pasar berbagai produk SMK tidak hanya kepada calon pembeli dari kalangan masyarakat umum, namun juga calon investor.

Karena itu, lewat ajang yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinis Sumatera Barat (Sumbar) dengan dukungan dana Pokir Ketua DPRD Sumbar Supardi ini, ia dan siswanya berharap terbangun koneksi yang lebih kuat antar SMK se Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota.

Awalan Membangun Koneksi

Pernyataan Ranti, selama ini belum ada jaringan yang solid antar SMK, diamini oleh Aris. Selama ini, katanya, proyek teman-temannya di SMK lain cenderung tidak dikenal olehnya. Padahal, masih mengutip Aris, masing-masing proyek jika dikolaborasikan bisa saling menunjang.

“Kemarin ada teman dari SMK lain di Payakumbuh yang baru tahu soal proyek Smart House kami. Kami juga baru tahu ternyata teman-teman itu juga punya proyek berbasis digital sendiri yang fokus pada pemasaran berbasis digital,” kata Aris.

Aris juga menyebut telah mengunjungi booth-booth milik SMK Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Secara tidak langsung ia mengatakan telah berkenalan dengan sesama pelajar SMK, dengan produk-produknya, serta berbincang soal proyeksi mereka masing-masing.

“Banyak produk-produk kreatif, kuliner, fashion, obat herbal. Kalau kita berkolaborasi, bisa saling mendukung,” katanya lagi.

“Banyak teman-teman yang punya gagasan inovatif yang saya temui di expo ini, kalau semua bekerjasama, bisa ‘pecah’,” jawabnya ketika ditanya bagaimana ia membayangkan industri kreatif berbasi digital di Payakumbuh kedepannya.

Matanya berbinar, menerawang jauh. Seperti membayangkan masa depannya dan teman-temanya di Payakumbuh kelak. 

0 Comments