Baralek Minang Tak Ada Acara Bajoget Jo Baju Suntiang Tabuka


Oleh Labai Korok Piaman 

Ada artis yang melakukan pesta perkawinan dengan memakai suntiang dan pakaian yang telah mencoreng budaya Minangkabau. 

Pakaian pasangan pengantin Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid dinilai urang, melecehkan orang Minangkabau 

Penulis sangat menyayangkan ‘Suntiang dan pakaian’ yang selama ini dikenal sebagai hiasan pakaian sapatagak dalam pakaian adat Minangkabau dikreasikan seperti itu. 

Pada dasarnya pakaian adat Minangkabau itu tertutup dan menjunjung tinggi nilai agama Islam, pakaian adat Minangkabau itu harusnya menutup seluruh aurat perempuan. Sedangkan pakaian Thariq Halilintar dan kebaya Aaliyah Massaid terbuka atau tidak menutup aurat. 

Sehingga tak layak untuk menggunakan 'Suntiang' yang menjadi simbol pakaian adat Minangkabau. Meskipun aktivitasnya di luar dan dalam ruangan seperti bersilat ataupun pakaian keseharian, pakaian adat Minangkabau itu tertutup dan menutup aurat. 

Hal itu telah sesuai dengan falsafah hidup Minangkabau, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah yang sudah kita dengungkan dan ditaati oleh orang Minangkabau dari generasi ke generasi.

Seperti itu kebablasan artis Aailyia dinilai melecehkan adat Minangkabau, namun ditengah masyarakat saat ini ada juga budaya baru yaitu emak-emak, mintuo, menantu padusi, kemenakan padusi sudah berani berjoget-joget diacara peserta perkawinan.

Tampa ada rasa risih budaya bajoget ria didepan mamak rumah,  angku datuak, urang sumando dan kaum laki dipesta perkawinan sudah menjadi budaya jika tidak diingatkan sudah rusak nilai adat.

Menurut Penulis, mari angku pemegang amanah pimpinan ummat, pimpinan pucuak adat dan andai tolan untuk memberikan nasehat, memberikan aturan yang tegas agar dalam acara perkawinan tidak ada lagi urang padusi baik sipangka, undangan tidak melakukan joget-joget ria.

Adat basandi sayarak-syarak basandi kitabullah merupakan acuan adat Minangkabau maka semua prosesi perkawinan harus ditaati nilai-nilai yang ada, jangan diubah.

Jangan demi tersohor, demi kesenangan semu, para oknum korbankan nilai-nilai mulya adat Minangkabau yang telah disepakati disaat berakhir perang padri, selamatkan adat Minangkabau.

0 Comments