Program WILMA di Sumbar Digitalkan Koleksi Manuskrip Syekh Abdul Latif Syakur

Proses pembersihan naskah sebelum didigitalisasi.

PADANG – Selama Juli ini, program Wikisource Loves Manuscripts (WILMA) dilaksanakan di Sumatera Barat (Sumbar) sebagai misi ketiga setelah Bali dan Yogyakarta.

WILMA merupakan program yang diinisiasi oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayattullah dan Wikimedia Foundation. Program ini bergerak dalam pendigitalan naskah kuno (manuskrip). 

Misi di Sumatera Barat dilaksanakan atas kolaborasi antara Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) Komisariat Sumbar, Lembaga Surau Intellectual for Conservation (SURI), dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas. 

Targetnya, lima puluh bundel manuskrip (sekitar 7000-an halaman) peninggalan Syekh Abdul Latif Syakur (1882-1963) dapat diselesaikan pada akhir bulan Juli ini.  

Sebagai murid langsung Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabauwi, semasa hidupnya Syekh Abdul Latif Syakur menunjukkan keintelektualannya melalui khazanah karya yang ditinggalkan. 

Menariknya, selain manuskrip keagamaan, pada koleksi ini juga ditemukan manuskrip yang berisi kuliner. Semasa hidupnya, Syekh Abdul Latif Syakur memang dikenal sebagai sosok ulama yang gemar memasak. Salah satu yang masih membekas di kalangan cucunya hingga sekarang adalah teknik mengolah daging kambing agar tidak bau.    

Menurut Pramono, filolog Unand dan sekaligus ketua tim misi di Sumbar menjelaskan, bahwa melalui program WILMA ini diharapkan rekaman kegiatan intelektual masa lampau itu dapat diselamatkan. 

“Program WILMA ini bertujuan untuk menyelamatkan manuskrip terutama teksnya dengan cara digitalisasi. Kami menyadari bahwa masih banyak manuskrip di Sumbar yang perlu dan urgen untuk diselamatkan. Kali ini koleksi Syek Abdul Latif Syakur, ke depan masih ada puluhan koleksi lainnya yang tersebar di berbagai tempat di Sumatera Barat” ungkap Pramono.

Dalam pelaksanaan misi, tim terbagi dalam dua kelompok kerja, yaitu bagian pemotretan manuskrip dan pengisian metadata. Saat proses pendigitalan ditemukan beberapa koleksi naskah kuno yang sudah rusak dengan kondisi mengkhawatrikan. Tentu saja ke depan diperlukan satu usaha khusus untuk merestorasi manuskrip-manuskrip yang rusak dan mendekati kerusakan. 

Nantinya, khazanah manuskrip yang telah didigitalkan akan diunggah ke situs Wikimedia Commons, yaitu repository berkas multimedia yang bebas dan terbuka. Dengan harapan siapa pun dapat memanfaatkan dan mengakses hasil digitalisasi tersebut. Keterbukaan pengetahuan ini diharapkan dapat membuka peluang-peluang kajian dalam berbagai disiplin. 107 





0 Comments