Nevi Zuairina Minta Kementerian BUMN Lebih Ketat Pengawasan pada Semua BUMN di Indonesia

JAKARTA —  Anggota Komisi VI DPR  RI, Hj. Nevi Zuairina pada Rapat Kerja dengan Kementerian BUMN membahas RKP dan RKAKL Tahun Anggaran 2024; dan Evaluasi pelaksanaan anggaran TA 2022 dan realisasi anggaran semester I TA 2023 meminta agar kementerian BUMN sebagai representasi pemerintah untuk lebih ketat dalam pengawasan semua BUMN di Indonesia yang jumlahnya ratusan dengan anak cucu perusahaannya.

Nevi mengatakan, BUMN hingga anak cucunya adalah milik pemerintah. Korporasi ini lahir baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan usaha yang seharusnya milik pemerintah yang tujuannya untuk memberikan kontribusi kepada negara terutama kepada rakyat Indonesia.

“Saya meminta, agar persetujuan komisi VI untuk BUMN pada Pagu Indikatif Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2024 yang ditetapkan sebesar Rp255.661.469.000 (Dua Ratus Lima Puluh Lima Milyar Enam Ratus Enam Puluh Satu Juta Empat Ratus Enam Puluh Sembilan Ribu Rupiah) dapat efektif mengendalikan BUMN sehingga mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,” tutur Nevi.

Politisi PKS ini menyampaikan, bahwa Program Pengembangan dan Pengawasan BUMN sebesar Rp70.206.924.000,- (Tujuh Puluh Miliar Dua Ratus Enam Juta Sembilan Ratus Dua Puluh Empat Ribu Rupiah) harus mampu merealisasikan 8 arah kebijakan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2024.  Yang beberapa diantaranya pengurangan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem; peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan; revitalisasi industri dan penguatan riset terapan; dan penguatan daya saing.

Legislator asal Sumatera Barat ini mengingatkan, bahwa RKP 2024 menetapkan sasaran pembangunan yang mencakup pertumbuhan ekonomi dengan target 5,3-5,7 persen, tingkat kemiskinan 6,5-7,5 persen, tingkat pengangguran terbuka 5,0-5,7 persen, nilai tukar nelayan 107-110 poin, rasio gini 0,374-0,377 poin, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,99-74,02 poin, penurunan gas emisi rumah kaca 27,27 persen, dan nilai tukar petani 105-108 poin.

“Saya berharap, Kementerian BUMN juga mampu memberi pendampingan pada UMKM yang merupakan usaha kerakyatan dengan volume secara nasional sangat besar. Saya berkeyakinan, dengan fokus yang besar pada peningkatan kualitas UMKM, maka secara tidak langsung akan memberi kontribusi pencapaian RKP untuk mengurangi pengangguran, kemiskinan dan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat Indonesia,” tutup Nevi Zuairina.








0 Comments