Hadapi Libur Panjang, Natal dan Tahun Baru, Begini Langkah Dishub Sumbar

PADANG-Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat (Dishub Provinsi Sumbar) melakukan langkah-langkah antisipasi menghadapi libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022/2023.

Kepala Dishub Provinsi Sumbar, Heri Nofiardi memprediksi, terjadi peningkatkan angkutan kendaraan di jalan raya pada malam menyambut tahun baru 2023 nanti. Namun, langkah antisipasi yang perlu dilakukan mulai sejak tanggal 24 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023.

Antisipasi yang dilakukan menghadapi libur panjang Nataru dengan menyiapkan armada angkutan. Heri mengungkapkan, saat ini armada angkutan darat yang disiapkan mencapai 6.877 armada dengan kapasitas angkutan mencapai 126/492 penumpang.

Terdiri dari AKDP, AKAP, AJDP, AJAP, taksi dan angkutan pariwisata. Termasuk juga kereta api.

“Perkiraan rata–rata pada masa angkutan Nataru 2022/2023 sebesar 756,915 orang/minggu atau 108,130 orang/hari. Dengan kapasitas angkut sebesar 126,492 orang/hari, artinya angkutan pada Nataru nanti terpenuhi,” terang Heri saat Rapat Koordinasi Penyelenggaran Angkutan Nataru 2022/2023, kemarin.

Nataru nanti juga akan berdampak kemacetan di sejumlah titik jalan utama di Provinsi Sumbar. Kemacetan umumnya disebabkan meningkatnya volume kendaraan setiap tahun yang tidak diimbangi dengan kapasitas jalan yang tersedia.

Kemacetan juga disebabkan meningkatnya hambatan samping yang diakibatkan oleh PKL dadakan yang menjamur dan meningkatnya potensi kecelakaan di jalan.

Upaya pemerintah mendorong masyarakat beralih menggunakan angkutan massal. Seperti, kereta api untuk melakukan pergerakan tetapi terbentur dengan masih sedikit rute yang dilalui.

“Oleh karena itu, perlu percepatan reaktivasi rel kereta api yang bertujuan bisa mengurangi kepadatan jalan raya dan sekaligus mengurangi potensi kecelakaan di jalan raya,” harapnya.

Titik macet yang perlu diantisipasi menurutnya, yakni, di Arah Utara, di lokasi Pasar Lubuk Alung, Pasar Sicincin, Objek Wisata Lembah Anai, Mifan, RM. Pak Datuak, Sate Mak Syukur Pasar Koto Baru, Pasar Padang Luar, Pasar Baso Simpang Piladang.

“Di arah Selatan, titik rawan macet yang perlu diantisipasi yakni, di Simpang Gaung Teluk Bayur, sepanjang ruas jalan Tarusan – Painan, Pasar Kambang,” terang Heri.

Selain titik rawan macet, juga perlu diantisipasi titik-titik lokasi rawan kecelakaan. Di Sumbar, terdapat 75 titik rawan kecelakaan. Yakni, di Padang sebanyak 13 titik lokasi, Bukittinggi, (2 titik lokasi), Padang Pariaman (4 titik lokasi), Padang Panjang (7 titik lokasi), Pariaman (5 titik lokasi).

Titik lokasi rawan kecelakaan lainnya, di Pesisir Selatan (5 titik lokasi), Pasaman (2 titik lokasi), Payakumbuh (2 titik lokasi), Tanah Datar (3 titik lokasi), Sijunjung (2 titik lokasi), Agam (4 titik lokasi), Kota Solok, (2 titik lokasi), Kepulauan Mentawai (3 titik lokasi), Pasaman (2 titik lokasi), Limapuluh Kota (5 titik lokasi), Sawahlunto (1 titik lokasi), Dharmasraya (2 titik lokasi), Solok (4 titik lokasi), Solok Selatan (7 titik lokasi)

Heri berharap, menghadapi Nataru 2022/2023 nanti, masing-masing institusi menyiapkan strategi dan upaya penanganan. Selain itu, dapat saling berkolaborasi, koordinasi dan kerjasama dalam rencana operasi penanganan Angkutan Nataru 2022/2023.

“Selain itu, juga mengoptimalkan rapat koordinasi ini sebagai wadah penyamaan persepsi bagi pemangku kebijakan sektor transportasi se Provinsi Sumbar,” harapnya.

Para stakeholder diharapkan Heri dapat memberikan informasi terkait kesiapan dan penggangaran serta upaya teknis operasional dalam penangangan Angkutan Nataru 2022/2023.

“Contohnya penanganan titik kemacetan pada ruas jalan Padang- Bukittinggi (RM Jaso Bundo dan I Bumi) dengan memasang road barrier dan menempatkan petugas pada lokasi tersebut,” harapnya.SR


0 Comments