Aqua Dwipayana
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional
Kasus Ferdy Sambo dan Teddy Minahasa membuat Polri makin terpuruk. Tingkat kepercayaan masyarakat turun drastis hingga ke titik nadir. Ada yang beranggapan sebagian anggota institusi tersebut termasuk para jenderal seperti itu._
Penilaian tersebut sah-sah saja. Apalagi kenyataannya telah terjadi. Belum lagi yang dialami masyarakat sehari-hari yang terkena kasus hukum dan berhubungan langsung dengan polisi. Ada yang puas, namun banyak juga yang kecewa.
Amatilah media sosial. Di sana beragam komentar muncul tentang polisi. Jumlahnya makin banyak yang negatif. Setelah tiga kasus besar mencuat: Ferdy Sambo, Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, dan Teddy Minahasa.
Menyikapi beragam komentar terutama yang negatif, seluruh anggota Polri dan keluarganya tidak perlu marah, dendam, benci, dan kecil hati. Terbaik adalah segera introspeksi diri. Secara jujur melihat pada diri sendiri: perilaku dan tutur kata selama ini.
Jika sudah baik, alhamdulillah... Konsisten meningkatkannya. Setelah itu terus mempertahankannya. Kalau memang masih ada yang perlu diperbaiki, segeralah berbenah agar jadi baik. Untuk kebaikan tidak ada kata terlambat.
Ingat, masyarakat makin kritis dan berani. Jika ada yang tidak baik dilakukan oleh polisi, pasti langsung bereaksi. Bahkan memviralkannya sebagai efek jera.
*Secercah Harapan*
Saya selama belasan tahun intens berinteraksi dengan banyak polisi. Mulai pangkat terendah hingga jenderal: tamtama, bintara, perwira pertama, perwira menengah, hingga perwira tinggi.
Dari komunikasi intens dengan mereka hingga saat ini, saya dapat menyimpulkan masih banyak polisi baik. Cuma sayangnya, kebaikan mereka kalah dengan perilaku polisi yang negatif. Meski jumlahnya hanya segelintir orang dari 400 ribu lebih anggota Polri.
Di antara banyak polisi baik itu, saya sebutkan dua nama yang beberapa hari terakhir ini namanya muncul di banyak media karena mendapat promosi jabatan Kapolda. Rekam jejak mereka selama jadi anggota Polri cukup bagus, meski karirnya tidak selalu mulus.
Mereka adalah Irjen Pol Rusdi Hartono yang semula ditugaskan jadi Kapolda Sumatera Barat (Sumbar). Setelah kasus Teddy mencuat, mantan Dirlantas Polda Jawa Barat (Jabar) angkat 91 itu geser jadi Kapolda Jambi. Posisinya di Sumbar digantikan Irjen Pol Suharyono, lulus terbaik (Adhi Makayasa) angkatan 92 yang sekitar tiga tahun terakhir ditugaskan di Otoritas Jasa Keuangan.
Pengangkatan kedua jenderal itu sebagai Kapolda memberikan secercah harapan terhadap Polri. Terutama di dua provinsi: Sumbar dan Jambi.
*Buku Berjilid-jilid*
Masih banyak polisi baik lainnya. Mengabdi dengan ikhlas dan tanpa lelah. Jika ditulis dengan menyebut nama mereka satu-persatu, bisa jadi tulisan bersambung. Bahkan dapat menjadi buku yang berjilid-jilid.
Mereka ada di semua level pangkat dan jabatan. Mulai dari tamtama, bintara, perwira pertama, perwira menengah, hingga perwira tinggi.
Semoga kasus Ferdy Sambo dan Teddy Minahasa menjadi pelajaran buat semua anggota Polri. Jabatan itu bukan segala-galanya. Amanah yang diterima pertanggungjawabannya sangat berat, tidak hanya di dunia, tetapi yang utama di akhirat kelak.
Citra dan reputasi Polri sudah negatif. Menjadi tugas semua polisi dan keluarganya untuk menjadikan positif. Mengembalikan kepercayaan masyarakat. Tidak mudah namun harus tetap optimis.
Bagaimana caranya? Kuncinya di komunikasi. Memperbaiki tutur kata dan perilakunya jadi baik dan makin baik. Konsisten melakukannya.
Semoga ke depan semakin banyak lagi polisi baik. Selain itu mereka mendapat kesempatan memimpin di berbagai level di Polri. Sehingga jadi role model bagi seluruh polisi di Tanah Air. Aamiin ya robbal aalamiin...
>>>🇮🇩Saat di Kereta Purwajaya dalam perjalanan dari Jakarta ke Cilacap, saya ucapkan selamat mendukung Polri berbenah agar jadi baik. Salam hormat buat keluarga. 23.00 16102022😃🇮🇩<<<
0 Comments