Gempa Guncang Mentawai Berkali-kali, Warga Diminta Tingkatkan Kewaspadaan


Suasana kepanikan warga Mentawai saat terjadi gempa 6,1 SR Minggu pagi (11/9)Ist


PADANG-Gempa kuat Mentawai berkali-kali dengan jelas memberi isyarat kepada warga sepanjang pantai. Hati-hati, lakukan kewaspadaan mandiri.

Jika kembali terjadi gempa kuat, maka segera menghindari dari apapun yang diyakini akan menimpa. Jika berpotensi tsunami, ke ketinggian cukup lari, tak perlu pakai mobil.

“Waktu tsunami sampai sekitar setengah jam,” demikian antara lain kesimpulan yang dapat ditarik dari zoom meeting. Acara dilaksanakan oleh Stasiun BMKG Padang Panjang, Minggu (11/9).

Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas megathrust subduksi segmen Siberut. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme pergerakan Naik (thrust fault).

Diduga kuat pemicu gempa ini adalah aktivitas aktivitas subduksi lempeng segmen Megathrust Mentawai-Siberut.

Dampak gempa M.6.1 dirasakan warga Siberut Utara dengan skala intensitas V MMI (Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar), Sagulubeg, Siberut Barat, Sikabaluan dengan skala intensitas IV - V MMI (Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar),

Kota Padang, Kota Padang Panjang, Painan, Pasaman Barat dengan skala intensitas III - IVMMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu),

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,"pinta Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengimbau kepada masyarakat khususnya di wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya agar tidak panik namun tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi susulan.

Peringatan dini gempa bumi dapat diperoleh dengan memanfaatkan barang-barang yang mudah dijumpai di rumah seperti menyusun kaleng secara bertingkat. Hal itu bertujuan dapat menjadi 'alarm' apabila terjadi gempabumi.

Di samping itu, pastikan jalur evakuasi keluar dari rumah tidak terhalang oleh benda dengan ukuran besar seperti lemari, meja, kulkas dan sebagainya.

"Khusus bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir, apabila terjadi gempa bumi yang berlangsung lebih dari 30 detik, maka diharapkan untuk segera menuju ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan terjadinya tsunami,"kata

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui rilis tertulis.

Apabila mendapati rumah dengan rusak struktur yang ditandai dengan kondisi patah tiang penyangga, kerusakan masif pada dinding dan kerusakan pada penyangga atau penyusun atap, maka diimbau agar pemilik rumah segera melaporkan kepada BPBD setempat.

Sebelumnya, gempabumi berkekuatan magnitudo (M) 6.1 terjadi di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Minggu (11/9) pada pukul 06.10 WIB. Hasil rekaman data oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi itu berada di 1.18 LS dan 98.53 BT pada kedalaman 10 kilometer (km).

Selang 14 menit kemudian atau tepatnya pada pukul 06.24 WIB terjadi gempa bumi susulan berkekuatan M 5.4 yang berpusat di 1.25 LS dan 98.49 BT pada kedalaman 11 km. BMKG menyatakan gempabumi itu tidak berpotensi tsunami. YS


0 Comments