Foto bersama warga dan anak-anak yang menerima bantuan dan bingkisan daro Tim Kolaborasi Peduli Pasaman dan Pasaman Barat |
PASAMAN-Raut bahagia terpancar dari wajah korban gempa Pasaman dan Pasaman Barat, yang menerima bingkisan dari Tim Kolaborasi Peduli dua kabupaten terdampak.
Ada yang mendapat sembako, baju baru hingga peralatan tulis untuk belajar bagi anak. Trauma gempa besar yang menguncang Pasaman dan Pasbar, masih bergelayut dibenak para korban, khususnya anak-anak dan orangtua renda. Namun ketika bantuan datang, harapan demi harapan kembali muncul dihati mereka. Warga Pasaman dan Pasbar tidak sendiri, buktinya berbagai bantuan terus mengalir.
Tim Kolaborasi Peduli Bencana Pasaman Barat dan Pasaman, membawa 1000 bingkisan untuk warga terdampak gempa berkekuatan 6.1 Magnitudo, yang terjadi pada Selasa (1/3/2022)
Tim tersebut diantaranya yakni DPD RI, JCI Wesy Sumatera, Komunitas Ibu cerdas Indonesia, Emir Hotel, Stikes YPAK Padang, Rumah Gadang Indonesia dan Perempuan indonesia maju.
Anggota DPD RI Emma Yohanna mengatakan, kegiatan yang mereka lakukan sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat terdampak gempa di Pasaman Barat dan Pasaman.
Tim memberikan bantuan berupa sembako dan alat tulis untuk anak-anak korban gempa.
"Hari ini (Kemarin-red) kita menyerahkan sembako di beberapa titik posko, seperti di Malampah dan Kajai, serta gelar kegiatan "trauma healing" kepada anak-anak di posko utama halaman Kantor Bupati Pasaman Barat sekaligus menyerahkan bingkisan alat tulis kepada mereka," terangnya pada Selasa (1/3/2022) malam.
Di lokasi terlihat puluhan anak-anak asyik mengikuti arahan instruktur dalam memberikan kuis dengan bonus bingkisan, bermain dan bernyanyi hingga uji pembacaan ayat kepada anak-anak yang terpilih.
Senator Emma Yohanna juga menambahkan, Anak-anak juga di tugaskan membuat surat untuk Presiden RI yang nantinya akan di kumpulkan pada Selasa mendatang.
" Kita menugaskan anak-anak untuk membuat surat kepada Presiden Joko Widodo tentang isi hati mereka yang di rasakan, dan pada minggu depan (Selasa), kita akan kembali lagi dan mengumpulkan tugas yang diberikan," pungkasnya.
Dia juga menuturkan, kegiatan "trauma healing" untuk anak-anak korban bencana sangat dibutuhkan, agar nantinya mereka tidak trauma atau takut akan datangnya kembali bencana yang tidak tahu kapan dan peristiwa apa yang terjadi.
"Pada kegiatan tersebut, kita juga memberikan arahan kepada mereka, langkah atau tindakan yang dilakukan disaat bencana gempa terjadi melalui nyanyian agar mereka terhibur, dan berdoa bersama agar bencana cepat berlalu," katanya. RN
0 Comments