Mereka yang Berkarya di Tengah Pandemi

Buku ini terbit di tengah pandemi 


PADANG-Wabah pandemi Covid-19 tak menyurutkan niat masyarakat Sumbar dalam melahirkan karya gemilang. Buktinya sebuah buku berjudul  ‘Yang Tak Pernah Kehilangan Candu pada Buku’ diluncurkan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar.


Buku dengan tampilan menarik tersebut berisi tentang kumpulan kisah inspiratif pegiat literasi bersama Duta Baca Sumbar, Mardhiyan Novita MZ.


“Alhamdulillah buku ini akhirnya diluncurkan. Ini karya pegiat literasi kita bersama Duta Baca Sumbar,” kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar, Wardarusmen, 21 Desember 2020 usai peluncuran buku di aula Perpustakaan Daerah.


Disebutkannya, untuk tahap awal, buku yang ditulis 23 pegiat literasi Sumbar itu dicetak 100 eksemplar. Buku tersebut akan dikirim ke Perpustakaan Nasional, pegiat Taman Baca Masyarakat di abupaten/kota, OPD di lingkungan pemprov Sumbar, pustaka di masing-masing daerah dan lainnya.


“Hadirnya buku ‘Yang Tak Pernah Kehilangan Candu pada Buku’ ini diharapkan mampu menginspirasi masyarakat kita untuk membaca dan menulis kemudian membukukannya. Buku ini akan menjadi koleksi Perpustakaan Sumbar,” terang Wardarusmen.


Menurutnya, dalam literasi, kegiatan membaca dan menulis menjadi dasar utama. Sejauh ini, dukungan pemerintah terkait peningkatan kegemaran membaca di Sumatera Barat sudah diupayakan melalui program tertentu semisal seminar-seminar yang juga didukung oleh Duta Baca Sumatera Barat.


Tidak hanya membaca, pemerintah juga berusaha menyediakan wadah berkreativitas bagi pegiat literasi di Sumatera Barat dalam bidang penulisan. Salah satunya adalah memfasilitasi program Duta Baca Sumatera Barat berupa Pelatihan Menulis dan Pembukuan Karya Kisah Inspiratif bertema “Dahsyatnya Membangun Cinta pada Buku”. “Pelatihan menulis ada secara daring dan tatap muka yang dilakukan mematuhi protokol kesehatan, dengan menyediakan tempat cuci tangan, jaga jarak, pakai masker,” sebut Wardarusmen.


Peserta kegiatan tersebut adalah pegiat literasi asal berbagai kota dan kabupaten di Sumatera Barat yang mengikuti alur pendaftaran, pelatihan menulis secara daring, hingga pengumpulan karya untuk dibukukan. Mereka mendapat pembinaan langsung dari Duta Baca Sumatera Barat. Pelatihan menulis tersebut diadakan pada September 2020 lalu, lanjut proses penyuntingan karya hingga proses terbit dan cetak sehingga Desember ini bisa diluncurkan.


Karya berupa antologi kisah inspiratif tersebut berjudul “Yang Tak Pernah Kehilangan Candu pada Buku” yang ditulis oleh 23 orang termasuk Duta Baca Sumatera Barat. Penulisnya berasal dari berbagai komunitas seperti TBM Alam Takambang Padang Pariaman, Belajar Terus Indonesia Padang Pariaman, Wikimedia Minangkabau Padang, Komunitas Mahardika Muda Padang, Muda Literat Padang, Lentera Rubik Pesisir Selatan, Klub Sahara Kota Pariaman, Rumah Baca Istana Rakyat Agam, Rumah Baca Anak Nagari Agam, Balai Baca Rumah Bako Agam, Lintas Milenial Bukittinggi, dan Ruang Baca Rimba Bulan Padang Panjang.


Setiap penulis mengisahkan cerita inspiratif sesuai tema berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman orang sekitarnya yang dinilai dapat menginsipirasi apabila dibaca banyak orang. Kisah-kisah tersebut juga beragam, ada kisah perjuangan mendirikan komunitas atau taman baca, ada kisah tentang awal mula bisa jatuh cinta pada buku, ada juga kisah suka-duka untuk konsisten bergerak dalam bidang literasi. Uniknya juga, di antara kisah-kisah tersebut terkuak kisah seorang adik yang termotivasi membaca lewat kakaknya, seorang anak termotivasi membaca lewat orang tuanya, sebaliknya juga ada orang tua yang terinspirasi lewat anaknya.


Kisah-kisah dahsyat tersebut sayang bila tidak disebarluaskan. Oleh karena itulah, kisah ini perlu dibukukan, dibagikan keseluruh kota/kabupaten yang ada di Sumatra Barat agar muncul kisah-kisah lainnya.


“Melalui kisah-kisah yang terangkum dalam buku ini kita sadar bahwa masih ada orang-orang yang dengan teguh, berkomitmen, rela berkorban berjuang bagaimana budaya membaca ini tersebar meskipun mereka tidak dibayar, tidak mendapat pujian, tidak memperoleh apresiasi. Namun, tidak ada perjuangan yang sia-sia. Mereka membuktikan bahwa dengan membaca, bergelut dalam literasi, dan terus menebar kebermanfaatan, banyak keajaiban yang mereka temukan,” katanya.


Keajaiban yang barangkali tidak bisa diukur lewat materi, tetapi lebih pada rasa kepuasan, ketenangan, dan keteladan nyata bagi orang sekitar. Perlu diketahui, judul buku adalah judul pilihan di antara 22 judul yang lainnya. Jadi, buku ini memuat 23 kisah yang ditulis oleh 23 orang berbeda.


“Semoga dari 23 kisah ini muncul kisah-kisah lainnya sehingga generasi muda di Sumatera Barat tidak hanya giat membaca karya orang lain, tetapi juga berusaha menciptakan hasil karya sendiri untuk dibaca orang lain. Dengan begitu, kisah-kisah yang menginspirasi di sekitar kita bisa diabadikan lewat tulisan, bisa diterbitkan dan disebarluaskan, sehingga bisa dibaca oleh anak-cucu kita hingga puluhan tahun ke depan. Buku ini membuktikan, wabah tak menyurutkan pegiat literasi dalam berkarya,” terangnya.


Wardarusmen berharap hasil karya ini dapat menjadi batu loncatan untuk bisa menghasilkan karya yang lebih banyak lagi kedepannya. “Kepada Duta Baca Kami mengucapkan terima kasih atas pengabdiannya selama 3 tahun masa jabatan 2018-2020. Harapan kami duta baca yang terpilih nanti di Tahun 2021 dapat meneruskan langkah Duta Baca sebelumnya tidak menutup kemungkinan bisa melebihi,” pintanya. (*)

0 Comments