 |
| Rumah warga yang hanyut dibawa banjir Pessel beberapa waktu lalu. Ist |
PADANG– Menindaklanjuti bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Sumatera Barat (Sumbar) pada 7 Maret 2024, Gubernur Mahyeldi Ansharullah menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto di Auditorium Gubernuran Sumbar.
Permintaan Relokasi Rumah Warga Terdampak Bencana
Gubernur Mahyeldi mengusulkan relokasi rumah warga yang mengalami kerusakan parah akibat bencana. Hal ini didasari oleh banyaknya rumah yang hancur dihantam banjir dan tanah longsor, terutama di Kampung Langgai, Nagari Ganting Mudiak Utara Surantih Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, dengan jumlah lebih kurang 100 unit.
Data Korban dan Kerusakan Bencana
Bencana ini telah mengakibatkan 30 jiwa meninggal dunia, 27 di Pesisir Selatan dan 3 di Padang Pariaman. 2 orang lainnya mengalami luka-luka.
Data kerusakan menunjukkan 871 rumah rusak berat, 139 rusak sedang, dan 593 rusak ringan. Bencana juga berdampak pada 51 rumah ibadah, 23 jembatan, 2 unit irigasi, 28 sekolah, 13 ruas jalan, 5.550 hektar lahan, 7 unit fasilitas umum kantor, 1 unit sarana kesehatan, dan 1.960 ekor hewan.
Bantuan BNPB dan Instruksi untuk Pemerintah Daerah
Kepala BNPB Letjen Suharyanto menyerahkan bantuan kepada lima kabupaten kota yang telah menetapkan status tanggap darurat: Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kepulauan Mentawai, Pasaman Barat, dan Padang Pariaman.
Suharyanto menegaskan agar daerah yang terdampak segera melakukan penanggulangan darurat. BNPB akan membantu pendanaannya.
Dia juga menginstruksikan pemerintah daerah untuk segera mencari lahan relokasi bagi warga yang kehilangan rumah. BNPB siap membangun rumah relokasi dengan cepat.
Santunan untuk Keluarga Korban
Kepala BNPB menyarankan Dinas Sosial di daerah terdampak untuk mengupayakan bantuan santunan bagi keluarga korban.
Peninjauan Lokasi Bencana
Usai rakor, Letjen Suharyanto langsung meninjau lokasi bencana di Pesisir Selatan. rel
0 Comments