Nelayan Disekolahkan? Cek Bentuk Program yang Disediakan BMKG

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, ST, MSi,, menyerahkan cendramata kepada  Anggota DPR RI, Athari Gauthi Ardi. Ist
PADANG-Setidaknya ada 1,34 juta jiwa (0,49%) penduduk Indonesia yang berstatus sebagai nelayan, Mereka sejak bebera tahun belakang mendapat perhatian dari pemerintah melalui BMKG,lewat program Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN). 

SLCN di selenggaran untuk nelayan di seluruh provinsi yang ditunjuk. Tahun ini, nelayan Sumbar dan sejumlah petugas terkait kembali mendapat kesempatan mengikuti Sekolah Lapang Cuaca Nelayan. Kegiatan berlangsung di aula Kantor DKP Sumbar, Rabu (23/8).

Kelautan dan Perikanan Sumbar. Kegiatan yang memberikan pencerahan tentang iklim dan cuaca yang diselenggarakan BMKG diapresiasi Anggota DPR RI, Athari Gauthi Ardi.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, ST, MSi, mengatakan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) merupakan bentuk pendekatan yang bertujuan memberdayakan penyuluh dan petugas perikanan terkait. Untuk memahami dan memanfaatkan informasi cuaca serta iklim maritim secara efektif dalam mendukung kegiatan perikanan.

"Kegiatan ini berorientasi pada program praktis yang memberikan kesempatan kepada nelayan dan penyuluh untuk memahami cuaca dan iklim lebih detil. Selain itu melalui kegiatan SLCN diharapkan tercapai program peningkatan pemahaman informasi cuaca dan iklim yang secara rutin diterbitkan BMKG. Khususnya bagi para petugas Penyuluh Perikanan, masyarakat kelompok nelayan dan secara umum kepada pemangku kepentingan pelayaran di jajaran pemerintah daerah tingkat provinsi, Kota dan Kabupaten," sebut Guswanto, didampingi Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Teluk Bayur Padang, Sahat Mauli Pasaribu.

Disebutkannya, tema SLCN Tahun 2023 ini adalah "Dengan SLCN, Wujudkan Nelayan Hebat, Selamat dan Sejahtera".

"Harapan kami dengan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) ini akan menambah wawasan, pemahaman  serta pengetahuan dan mempunyai Ketrampilan dalam mengakses Informasi cuaca dan iklim maritim. Juga sebagai wadah penyampaian informasi Meteorologi Maritim dari BMKG di daerah kepada Nelayan Perikanan Tangkap dan Budidaya serta Stakeholder lainya, yang membutuhkan informasi cuaca maritim untuk perikanan dan kelautan," terangnya.

Pada kesempatan itu Guswanto, mengucapkan terimakasih pada Wakil Gubernur Sumbar, Dr. Ir. Audy Joinaldy, S.Pt, M.Sc, M.M, IPM, ASEAN.Eng yang memberikan sambutan lewat video. Untuk Dinas Kelautan Dan Perikanan Kota Padang yang telah menfasilitasi atas terselenggaranya pembukaan sekolah lapang Cuaca Nelayan.

Anggota DPR RI, Athari Gauthi Ardi, mengapresiasi SLCN yang diselenggarakan BMKG.

"Selaku Anggota Komisi V DPR-RI yang salah satunya bermitra dengan BMKG, saya menyambut baik dengan adanya kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Provinsi Sumatera Barat 2023 ini. Tema yang diangkat yaitu “ Dengan SLCN, Nelayan hebat, selamat, dan sejahtera”, tergambar bahwa Stasiun Meteorologi Maritim (STAMAR) Teluk Bayur berusaha berperan aktif dalam pengabdiannya selaku bagian dari BMKG,' ujarnya.

Melalui SLCN, Stamar Teluk Bayur terjun langsung untuk menjemput bola, agar masyarakat khususnya nelayan dan penyuluh pertanian dapat memiliki tambahan pengetahuan dibidang iklim, cuaca, dan kemaritiman untuk menjalankan kehidupan mereka sehari-hari.

"Hal ini patut diapresiasi karena ini adalah bentuk tanggung jawab moral dari STAMAR Teluk Bayur. Walaupun secara turun-temurun pada umumnya nelayan telah memiliki kearifan lokal dari warisan nenek moyang terkait mengantisipasi situasi iklim dan cuaca, namun beberapa pengetahuan terkait cuaca dan iklim melalui kearifan lokal ini mengalami pergeseran seiring dengan perubahan iklim,' katanya.

BMKG sebagai institusi yang membidangi informasi cuaca dan iklim berupaya untuk memadukan kearifan lokal dan ilmu pengetahuan (ilmu meteorologi) untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Khususnya nelayan dalam melaksanakan kegiatan perikanan. Sehingga dapat meminimalisir dampak buruk yang diakibatkan oleh cuaca dan iklim di kegiatan perikanan.

"Mengingat beberapa hal diatas, maka sudah sewajarnya kalau kegiatan ini menjadi penting bahkan harus selalu diadakan agar literasi iklim dan cuaca yang informatif, update, dan canggih dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Kepada peserta pelatihan saya harapkan manfaatkanlah kegiatan ini sebaik mungkin. Dapatkan pengetahuan sebanyak mungkin. Insyaa Allah semua ini akan bermanfaat untuk kehidupan yang lebih baik”. Selamat menjalankan pelatihan , semoga kegiatan berjalan lancar sampai akhir tanpa hambatan," ujar Athari.

Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Prov. Sumatera Barat tahun 2023, diikuti oleh 100 peserta, yang terdiri dari Masyarakat Nelayan, Penyuluh perikanan, HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Prov. Sumbar, serta beberapa orang peserta dari Stakeholder terkait. Seperti DKP, DPP, PPS, Basarnas, Satrol Lantamal, Disnav dan KSOP.

Turut hadir Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Reti Wafda, Kepala Pusat Met Maritim, Eko Prasetyo, Kepala Balai Besar MKG Wil I Medan, Hendro Nugroho, ST, M. Si dan undanganya lainnya.  YL

0 Comments