Petugas Lakukan Sweeping di Area Rawan Erupsi Marapi, 7 Warga Masih Bertahan di Ladang

Petugas mengedukasi warga yang sedang melakukan aktivitas di ladang mereka yang berjarak 4 Km dari puncak Gunung Marapi.Ist
PADANG-Petugas gabungan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat dan Kepolisian Resor (Polres) Agam melakukan sweeping di area rawan erupsi Gunung Marapi, Selasa (11/1/2024).

Sweeping dilakukan menyusul meningkatnya status Gunung Marapi dari waspada (level II) menjadi siaga (level III). Status siaga ini membuat ancaman erupsi semakin tinggi.

Petugas menyusuri sejumlah area ladang yang berada dalam radius 4,5 kilometer dari puncak kawah. Ditemukan setidaknya tujuh warga yang masih bertahan di ladang mereka.

AA Jusmas, Kepala Resor Taman Wisata Alam (TWA) Marapi BKSDA Sumbar, mengatakan bahwa petugas hanya memberikan pengarahan kepada para petani untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Kami hanya mengarahkan agar mereka meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman erupsi," kata Jusmas.

Petugas juga mengimbau kepada para petani agar segera mengungsi ke tempat yang lebih aman jika sewaktu-waktu terjadi erupsi. 

Pakar Geologi Ade Edward mengatakan, dengan status Siaga, masyarakat sudah tidak diperkenankan berada di kawasan 5 kilometer dari kawah Gunung Marapi.

“Di kawasan tersebut biasanya banyak ladang pertanian Masyarakat. Dalam kondisi saat ini diharapkan masyarakat sekitar tidak memasuki daerah yang rawan terdampak erupsi Gunung Marapi,” katanya.

Ade juga mengajak masyarakat untuk arif dalam kondisi saat ini. Harus waspada apabila ada getaran, suara gemuruh, bau menyengat seperti belerang atau kawanan hewan yang turun dari gunung. Jika melihat hal tersebut segeralah mencari tempat yang aman.

“Jika ada gejala erupsi bersakala besar segeralah menjauh dan lansung menuju jalur-jalur evakuasi,” ingatnya.

Ade juga mengingatkan, agar pemerintah daerah mulai melakukan pemberitahuan serta mengimbau masyarakat, untuk mengantisipasi kondisi terburuk yang mungkin terjadi.

“Peralatan, tenda, bahan makanan, air bersih dan segala macamnya juga dapat mulai diperhatikan oleh dinas terkait. Jangan sampai terlambat serta diiperlukan partisipasi masyarakat,” tuturnya.

Ade juga meminta pemerintah untuk meningkatkan sistem keselamatan dan mitigasi bencana.

“Sudah semestinya pemerintah melakukan rapat koordinasi secara berjenjang, mulai dari pusat, provinsi, kabupaten hingga jorong. Rencana kontijensi menghadapi bencana harus segera diaplikasikan,” tambahnya.

Pemerintah juga sudah harus mengevaluasi dan menggencarkan sosialisasi terkait jalur dan tempat evakuasi. Kemudian juga sosialisasi terkait lokasi vital yang aman seperti puskesmas, rumah sakit.

Kata Ade, status Marapi bisa saja berubah kapan saja dan saat kondisi terburuk terjadi, masyarakat dan pemerintah harus siap menghadapinya.

“Kemarin Waspada, hari ini Siaga dan besok bisa saja meningkat lagi. Tentu kita semua jangan sampai abai dan gelagapan saat kemunginan terburuk terjadi,” tambahnya.

Pakar Minta Masyarakat Lihat Tanda-tanda Alam

Pakar Geologi Ade Edward mengatakan, dengan status Siaga, masyarakat sudah tidak diperkenankan berada di kawasan 5 kilometer dari kawah Gunung Marapi.

“Di kawasan tersebut biasanya banyak ladang pertanian Masyarakat. Dalam kondisi saat ini diharapkan masyarakat sekitar tidak memasuki daerah yang rawan terdampak erupsi Gunung Marapi,” katanya.

Ade juga mengajak masyarakat untuk arif dalam kondisi saat ini. Harus waspada apabila ada getaran, suara gemuruh, bau menyengat seperti belerang atau kawanan hewan yang turun dari gunung. Jika melihat hal tersebut segeralah mencari tempat yang aman.

“Jika ada gejala erupsi bersakala besar segeralah menjauh dan lansung menuju jalur-jalur evakuasi,” ingatnya.

Ade juga mengingatkan, agar pemerintah daerah mulai melakukan pemberitahuan serta mengimbau masyarakat, untuk mengantisipasi kondisi terburuk yang mungkin terjadi.

“Peralatan, tenda, bahan makanan, air bersih dan segala macamnya juga dapat mulai diperhatikan oleh dinas terkait. Jangan sampai terlambat serta diiperlukan partisipasi masyarakat,” tuturnya.

Ade juga meminta pemerintah untuk meningkatkan sistem keselamatan dan mitigasi bencana.

“Sudah semestinya pemerintah melakukan rapat koordinasi secara berjenjang, mulai dari pusat, provinsi, kabupaten hingga jorong. Rencana kontijensi menghadapi bencana harus segera diaplikasikan,” tambahnya.

Pemerintah juga sudah harus mengevaluasi dan menggencarkan sosialisasi terkait jalur dan tempat evakuasi. Kemudian juga sosialisasi terkait lokasi vital yang aman seperti puskesmas, rumah sakit.

Kata Ade, status Marapi bisa saja berubah kapan saja dan saat kondisi terburuk terjadi, masyarakat dan pemerintah harus siap menghadapinya.

“Kemarin Waspada, hari ini Siaga dan besok bisa saja meningkat lagi. Tentu kita semua jangan sampai abai dan gelagapan saat kemunginan terburuk terjadi,” tambahnya. DC





0 Comments