Foto bersama. Dok kitapunya |
Mandat baru ini mengukuhkan Badan Penyantun YARSI Sumbar sebagai "mata dan telinga" bagi masyarakat Sumbar, dengan komitmen kuat terhadap pelayanan kesehatan yang berlandaskan nilai ibadah.
"Alhamdulillah dalam Muswil ke III saya diberi amanah kembali menjadi Ketua Badan Penyantun Yarsi Sumbar. Dikepemimpinan sebelumnya masih banyak program yang belum terlaksana sesuai harapan. Ini akan dilanjutkan dan butuh dukungan pengurus baru yang terpilih," ujar Djasmi Bakhtiar.
Dalam sambutannya, Djasmi Bakhtiar menegaskan bahwa Badan Penyantun YARSI Sumbar selama ini telah konsisten membantu YARSI Sumbar dalam mencapai tujuannya, bekerja sesuai kemampuan, dan bersinergi dengan badan penyantun perwakilan kabupaten/kota di Sumbar.
![]() |
Ketua Badan Penyantun Yarsi Sumbar, HJ |
Tiga Pilar Amanah Badan Penyantun
Hj. Djasmi Bakhtiar menggarisbawahi tiga fungsi utama yang akan diemban Badan Penyantun YARSI Sumbar ke depan:
Menjadi "Mata dan Telinga": Aktif melihat dan mendengar langsung bagaimana kualitas pelayanan di rumah sakit dari perspektif masyarakat.
Jaminan Akses Kesehatan: Memastikan "tidak ada orang miskin yang tidak berobat." Ini menjadi komitmen moral bahwa keselamatan dan pelayanan diutamakan, terlepas dari status kepesertaan BPJS atau umum.
Corong YARSI: Berperan sebagai jembatan yang memperkenalkan YARSI Sumbar kepada masyarakat luas, mengampanyekan kontribusi sosialnya.
"Kami akan mengemban amanah ini sebagai tugas mulia, bernilai ibadah, dan menjadi ladang ibadah bagi kami semua," ujar Djasmi Bakhtiar, menegaskan bahwa peran Badan Penyantun akan selalu sesuai ketentuan berlaku dan tidak tumpang tindih dengan operasional rumah sakit. Ia juga menyoroti pentingnya koordinasi dengan enam badan penyantun daerah di Padang, Padang Panjang, Bukittinggi, Payakumbuh, Pasaman, dan Panti yang menjadi ujung tombak di lapangan.
Struktur kepengurusan Badan Penyantun yang baru ini akan dipimpin oleh Emi Bakhtiar sebagai Ketua, didampingi Dra. Ely Ditra, M.Si sebagai Wakil 1, dan Sri Asih Roza sebagai Wakil 2. Yusneti SE akan menjabat sebagai Sekretaris, serta Mela dan Rosniati sebagai Bendahara. Kepengurusan ini juga akan dilengkapi dengan empat bidang.
Transformasi Digital dan Pentingnya 'Dakwah Bil Hal'
Ketua Pembina Yarsi Sumbar, Prof. Dr. Zainul Daulay saat membuka Muswil ke III, memberikan perspektif strategis. Ia berharap Badan Penyantun yang telah berperan signifikan dalam mendukung program YARSI sebagai lembaga kesehatan dakwah, akan semakin berpartisipasi aktif dalam era digital.
"Hubungan pasien sekarang tidak lagi dilayani langsung tapi digital. Sehingga pasien-pasien ini terkomunikasi dengan baik lewat badan penyantun," kata Prof. Zainul. Ia menekankan bahwa YARSI didirikan oleh para pendirinya dengan konsep dakwah bil hal, yaitu berdakwah tidak hanya lewat lisan, tapi melalui pelayanan kesehatan dan pendidikan. "Tujuan akhirnya bukan untuk mencari uang semata lewat layanan kesehatan atau universitas, tapi memberikan layanan bagi umat lewat berbagai kegiatan sosial," tegasnya.
![]() |
Penyerahan kenangan kenangan pada Nara sumber. |
Keramahan Medis: Kunci Penyembuhan di Era Global
Sementara, Ketua Pembina Yarsi Sumbar, Prof. Dr. Zainul Daulay, juga menyoroti persoalan vital dalam pelayanan kesehatan, yaitu keramahan (hospitality). "Keramahan bisa menyembuhkan dengan komunikasi yang baik oleh dokter sebanyak 40 persen," ujarnya. Prof Zainul menggarisbawahi dampak positif interaksi humanis pada proses penyembuhan. Ia mengakui, salah satu problem yang menyebabkan banyak masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri adalah kurangnya aspek keramahan dan ketepatan waktu.
"Ini persoalannya di Indonesia. Dokter-dokter bekerja di beberapa rumah sakit. Akhirnya layanan pada pasien tidak maksimal, Jadwal praktik yang ditetapkan banyak yang tidak tepat waktu Akhirnya pasien dirugikan,' terangnya.
Di Yarsi sendiri, layanan kesehatan pada pasien terus ditingkatkan. Tujuannya agar pasien mendapatkan layan yang layak,.
"Ke depan kita berharap Badan Penyantun Yarsi diharapkan dapat memberikan pelatihan pada tenaga kesehatan kita. Karena banyak diantara Badan Penyantun berasal dari tenaga kesehatan. Sehingga tenaga kesehatan yang baru bisa belajar dan melaksanakan hospitality dengan baik. Orang sakit dilayani dengan kebahagiaan, dilayani dengan baik. Pasien senang, dilayani ketepatan waktu diperlukan," tegasnya.
Sementara, dengan kembalinya Hj. Djasmi Bakhtiar dan visi kepengurusan yang baru, Bandn Penyantun Yarsi Sumbar bertekad untuk terus menjadi pelopor pelayanan kesehatan yang berkualitas, humanis, dan relevan di tengah perkembangan zaman, sembari menguatkan kembali nilai-nilai dakwah melalui tindakan nyata.
Dalam Muswil ke III tersebut juga dselenggarakan seminar yang menghadirkan nara sumber Fauziah Fauzan El Muhammady dengan materi Rumah Sakit Islam di Tengah Tantangan Global dan Digital : Sinergi dengan Badan Penyantun Yarsi Sumbar
0 Comments