Ketua P2TP2A Limpapeh Rumah Nan Gadang Sumbar bersama pengurus lainnya saat menjadi narasumber dalam sosialiasi yang berlangsung di Kabupaten Solok. Ist |
KABUPATEN SOLOK-Sebanyak 50 masyarkat dari sejumlah unsur mengikuti sosiliasasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Dalam Keluarga. Sosialisasi diselenggarakan oleh Tim P2TP2A Limpapeh Rumah Nan Gadang Sumbar di salah satu kantor di Kabupaten Solok pada Selasa (17/10).
Sosialisasi mengusung tema “Wujudkan Keluarga dan Masyarakat Ramah Anak”.
Hadir sebagai narasumber Ketua P2TP2A Ibu Harneli Mahyeldi, Kepala Dinas P3AP2KB Provinsi Sumatera Barat yang diwakili oleh Ibu Dra. Enceria Damanik, M.Ed, Ph.D selaku Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak Dinas P3AP2KB Provinsi Sumatera Barat
Sosialisasi pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak dalam keluarga itu dibuka oleh Kepala Dinas P3AP2KB Provinsi Sumatera Barat, yang diwakili Dra. Enceria Damanik, M.Ed, Ph.D.
Dalam sambutannya, Enceria mengatakan permasalahan tindakan kekerasan ini tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah semata akan tetapi memerlukan kerjasama semua pihak.
"Tokoh-tokoh masayarakat, alim ulama, tokoh adat, pasutri dan lembaga layanan sosial,sangat berperan dalam melakukan pencegahan tindak kekerasan dalam keluarga," terangnya.
Disebutkannya, generasi sekarang harus disiapkan generasi kuat dan sehat. Jauh dari kasus kekerasan, stunting dan hal lainnya yang mengancam kehidupan generasi penerus.
Enceria mengajak masyarakat dan pihak terkait lainnya harus jangan malu mengungkap kasus kekerasan di sekitar mereka. Dan dia meminta menjadi pelapor dan pelopor.
"Jika masyarakat atau siapapun melihat adanya tindak kekerasan pada perempuan dan anak di lingkungannya, maka bisa melapor ke UPTD PPA yang ada di daerah masing-masing.
Disebutkannya, remaja adalah bagian dari keluarga. Mereka mau baik ataupun tidak baik semuanya bermula dari keluarga.
"Keluarga adalah sekolah pertama dan utama bagi anak," ujarnya.
Sementara Ketua Tim P2TP2A Limpapeh Rumah Nan Gadang, Ny. Hj. Harneli Mahyeldi mengatakan pendidikan agama harus ditanamkan kepada anak sejak kecil. Sebab keluarga, khususnya ibu adalah madrasah pertama dalam sebuah keluarga, karena itu perempuan dan anak harus dilindungi.
"Jika banyak perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan maka Indonesia Emas tahun 2045 akan sulit dilewati. Jika seorang ibu harus punya bekal agama dan pendidikan yang kuat, maka Insya Allah anak-anaknya akan menjadi anak yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045," sebut Harneli.
Pada kesempatan itu Harneli juga meminta anak-anak diminta harus pandai memilih teman agar tidak terjerumus ke hal negatif. Anak diajak untuk bijak dalam memanfaatkan teknologi, untuk hal posiitif bukan yang negatif.
Sosialisasi berlangsung dengan hangat dengan banyaknya peserta yang bertanya dan dijawab oleh kedua nara sumber dengan tepat. Adapun tim yang turun ke Kabupaten Solok adalah Dra. Hj. Daslinar, Dra. Asri Suherti, Erry Gusman, SH,MH, Irmawati, S.Sos dan Ayu Andira, SKM. YL
0 Comments