Jambore Kader PKK Berprestasi ke-XX dan HKG ke-51 di Bukitinggi, Ketua PKK Sumbar Ajak Istri Kepala Daerah Turunkan Angka Stunting

Foto bersama Ketua Tim Penggerak PKK Sumbar bersama jajaran pengurus. Ist
PADANG-Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sumbar menyelenggarakan Jambore Kader PKK Berprestasi Tingkat Provinsi Sumbar ke XX dan HKG ke 51 Tahun di Istana Bung Hatta Bukittinggi dari tangal 17 hingga 19 Juli 2023. 

Beragam kegiatan telah dimulai sejak Senin (17/7). Seperti penyuluhan kesehatan, technical meeting , lomba Pokja I bermain peran Paaredi, lomba ekspose ketua PKK nagari, desa dan kelurahan, lomba cerdas cermat dan lainnya. 

Dalam kesempatan itu Ketua Tim Pengerak PKK Sumbar, Hj. Harneli Mahyeldi mengajak istri kepala daerah, yang sekaligus merangkap sebagai ketua tim PKK daerahnya, untuk menekan angka stunting. 

"Pemerintah pusat menekankan bahwa target angka prevalensi stunting di tahun 2024 yakni di bawah 14 persen harus tercapai. Kita di Sumbar tentu juga harus berupaya menekan angka stunting, lewat 10 program PKK," terang Harneli, dihadapan istri kepala daerah, Senin (17/7).

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Barat tahun 2022 menjadi 25,2 persen naik 1,9 persen dibanding tahun 2021 lalu yang mencapai 23,3 persen.

"Terjadinya peningkatan angka stunting di Sumbar menjadi PR kita bersama. Kita harus bergerak lebih cepat dibanding sebelumnya, agar target yang ditetapkan bisa dicapai," terang Harneli.

Disebutkannya, pencegahan stunting terbaik sebaiknya dilakukan pada masa awal kehamilan. Orang tua disarankan untuk mulai menerapkan pola makan seimbang dan gaya hidup sehat sedini mungkin. Dari awal masa kehamilan, pencegahan stunting dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan zat besi dan asam folat untuk ibu.

Ketua Tim Penggerak PKK Sumbar, Hj. Harneli Mahyeldi saat menjadi narasumber penyuluhan kesehatan. Ist

“Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dapat menyebabkan anak memiliki postur tubuh yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Stunting sendiri dapat dicegah sejak dalam kandungan dengan memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil. Selain itu, memperhatikan pola makan anak, pola asuh orangtua, dan memenuhi kebutuhan air serta sanitasi yang bersih untuk anak," terang Harneli.

Disebutkannya, dampak jangka pendek, stunting menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme. Sedangkan dampak jangka panjang, menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual. Gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada produktivitasnya saat dewasa. 

Stunting tidak hanya persoalan tinggi badan. Masa keemasan yang terganggu dapat menghambat pertumbuhan otak secara maksimal. Anak lebih mudah sakit, prestasi di sekolah  terganggu, dan nantinya lebih sulit ketika mencari pekerjaan.

Stunting bukan berarti bodoh atau terbelakang. 1 dari 4 anak Indonesia yang stunting memiliki potensi untuk jauh  lebih sehat, cerdas, dan berprestasi jika terbebas dari stunting. Stunting tidak hanya soal makanan. Pola asuh yang kurang tepat pada 2 tahun pertama kehidupan,  lingkungan yang kurang bersih, dan banyak faktor lainnya dapat  menjadi penyebab stunting. 

"Stunting bukan saja urusan Ibu. Pencegahan stunting membutuhkan perhatian dari ayah, calon Ibu, tenaga kesehatan, pemerintah, dan masyarakat," pungkasnya. YL


0 Comments