Ramuan Penyubur Kandungan dan Minuman Penambah Energi Laris Manis di Stand Teluk Bintuni dan Kaimana Papua Barat

Agustinus Asmorom dan petugas stand Teluk Bintuni memperagakan daun kebar drass yang berkhasiat menyuburkan kanduangan. dok.kitapunya.id

PADANG-Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan ke 16 tahun 2023 sudah berlangsung selama empat hari. Selama itu stand dari Provinsi Papua ramai dikunjungi pengunjung. Dagangan yang paling ramai dibeli di stand provinsi dengan ibukota Manokwari  itu adalah ramuan penyubur kandungan dan minuman penambah stamina. 

Seperti di stand Teluk Bintuni, tersedia minyak buah merah Papua. Minyak ini berkhasiat untuk membantu mengurangi sakit hipertensi, sakit jantung, kanker, wasir maagh, gangguan vitalitas pria dan lainnya. 

Cara pakainya untuk dewasa diminum satu sendok makan dua kali sehari. Sedangkan untuk anak-anak dan ibu hamil diminum satu sendok sehari. Kemudian ada minyak lawang. Minya ini habis terjual di hari ketiga Penas Tani. Sebab khasiat minyak ini sangat banyak.

Seperti untuk menyembuhkan atau mengobati reumatik, keseleo dan masuk angin. Mengurangi kejang-kejan, memperkuat kandungan wanita setelah melahirkan, bagus untuk jantung karena bisa melancarkan penyumbatan pembuluh darah dan berkhasiat menghilangkan lelah setelah bekerja. 

Selain itu ada juga daun kebar drass yang berkhasiat untuk kesuburan kandungan. Penggunaan daun yang dikemas dalam bentuk daun kering ini sama dengan meminum teh panas.

"Daun kebar drass ini hanya ada di daerah kami  Khasiatnya untuk kesuburan, buat pasangan suami istri yang belum punya momongan bisa mengkonsumsi minuman ini. Bisa diminum dua kali dalam sehari. Boleh dicampur gula atau madu," kata Agustinus Asmorom, ASN Dinas Pemberdayaan Masyaakatdan Kampung Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat,Selasa (13/6). 

Selain ramuan, rempah stand Teluk Bintuni juga menjual aneka produk kaleng asli daerah mereka. Seperti ikan congge kuah kuning, udang asam manis, kepiting saus tiram dan lainnya.

Kembangkan Potensi Daerah

Kabupaten Teluk Bintuni memiliki potensi alam minyak atsiri serai wangi. Untuk itu masyarakat setempat mengembangkan minyak atsiri serai wangi tersebut sebagai penambah ekonomi dengan mendirikan komunitas Aroma Tani Mandiri. Di komunitas itu masyarakat diberdayakan untuk menghasilkan produk pertanian sehingga mampu menambah penghasilan bagi setiap anggota.

"Di daerah kami, ketergantungan masyarakat terhadap APBD sangat tinggi. Untuk itu kami bentuk Komunitas Aroma Tani Mandiri. Di komunitas itu anggota diberdayakan membuat produk pertanian," sebut Agus.

Dijelaskannya ketika dana APBD belum cair maka pendapatan masyarakat terus berjalan karena tidak bergantung pada anggaran pemerintah. 

"Daerah kami punya potensi alam yang sangat potensial. Sayang tidak dimanfaatkan. Saat ini kami sedang mengembangan minyak atsiri serai wangi. Lahan yang ada 10 Hektare dan yang telah digarap sekitar 5.5 Hektare," terang Agus.

Dalam mengelola SDM Agus dan komunitas tani yang dia bina membutuhkan sarana dan prasarana agar hasil yang diinginkan tercapat secara maksimal.

"Kami butuh dukungan dari Kementan RI, Kemenperin RI dan kementerian terkait lainnya. Kebutuhan yang kami perlukan berupa sarana prasarana dan wadah pemasaran seperti Penas Tani ini. Dari Pemprov Papua Barat kami sudah dapat dukungan namun tentu tetap butuh juga dari kementerian terkait," bebernya lebih jauh. 

Sementara, selain untuk membeli produk stand Papua banyak dikunjungi karena adanya aksesoris dan warga Papua yang memaka pakai adat mereka. Kebedaraan warga Papua dengan pakaian adatnya itu menjadi hal menarik bagi pengunjung dengan melakukan swa foto. Pengunjung juga dibolehkan menggunakan aksesoris Papua yang unik dan menarik. 

Melalui Penas Tani Agus berharap, pemerintah khususnya Kementeran Perindustrian RI, terus menyediakan pasar yang jelas untuk aneka produk dari daerah. Sebab setiap daerah seperti di Papua Barat memiliki potensi alam yang luar biasa. YL


0 Comments