Perpusnas RI Gelar Bimtek Strategi Pengembangan Perpustakaan dan TIK, Ini Kabupaten Kota yang Terpilih jadi Peserta

Foto bersama peserta Bimtek. 


PADANG-Empat kabupaten/kota di Sumbar mengikuti bimbingan teknis strategi pengembangan perpustakaan dan TIK. Bimtek tersebut berlangsung selama empat hari ke depan, mulai Senin hingga Jumat (5-9 Juni 2023) di salah satu hotel berbintang di Padang. 

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar, Jumaidi, SPd, MPd, mengatakan peserta bimtek berasal dari kabupaten/kota penerima bantuan tahun 2022. Dua kabupaten dan dua kota. Yaitu Kabupaten Sijunjung, beserta nagari  Nagari Kandang Baru, Koto Tuo,  Pamuatan dan Tanjung Bonai Aur, Kabupaten Pasaman beserta Nagari Alahan Mati, Tanjung Betung dan Simpang. Untuk kategori Kota adalah Bukittinggi beserta kelurahan Kubu Gulai Bancah, Manggis Ganting dan Pakan Kurai. Kemudian Kota Padang Panjang beserta Kelurahan Balai Balai, Ekor Lubuk, Guguk Malintang dan Silaing Bawah. 

"Dalam UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang ditindaklanjuti PP No. 18 tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah, perpustakaan ditetapkan sebagai urusan wajib non pelayanan dasar, untuk menyediakan layanan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta kebutuhan masyarakat," sebut Jumaidi. 

Dalam UU No. 43 tahun 2017 tentang perpustakaan pada pasal 7 poin C dan G), pemerintah berkewajiban menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di Tanah Air. Serta membina dan mengembangkan kompetensi profesionalitas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan. 

"Pada kesempatan ini Perpusnas telah memfasilitasi perpustakaan provinsi, kabupaten kota dan perpustakaan nagari, kelurahan melalui program prioritas nasional. Yaitu kegiatan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Ini sudah berlangsung sejak Desember 2018. Tujuannya memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia unggul, lewat peningkatan kemampuan literasi dalam mewujudkan Indonesia maju," sebut Jumaidi. 

Program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah perpustakaan dirancang agar memiliki nilai kebermanfaatan tinggi di masyarakat. Sehingga perpustakaan umum mampu menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk memperoleh solusi, dalam upaya peningkatan kulitas hidup dan kesejahteraan. 

"Secara umum program ini bertujuan untuk terciptanya masyarakat sejahtera melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Secara khusus program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan, meningkatkan penggunaan layanan oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta dapat membangun komitmen dan dukungan stakeholder untuk transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial," terangnya.

Dijelaskannya, asal kata inklusi, tujuan inklusi diciptakan dan strategi jitu bisa dimanfaatkan oleh perpustakaan agar tidak berebut lahan dengan SKPD lain seperti diperindag, BLK dan lainnya. 

Perpustakaan umum melalui pustakawan atau tenaga pengelola perpustakaan dapat mengubah mindset bahha perpustaan tidak hanya menunggu pemustakan datang meminjam buku serta mengembalikannya. Perpustakaan tidak lagi seperti itu, perpustakaan adalah tempat berkegiatan bagi masyarakat. 

"Perpustakaan umum dapat menjadi roda penggerak perekonomian masyarakat. Dalam hal ini perpustakaan umum dapat memberikan pelatihan bagi ibu-ibu rumah tangga untuk menyokong perekonomian keluarga. Karena perekonomian keluarga akan stagnan kalau hanya mengandalkan kepala rumah tangga," pungkasnya. 

Bimtek tersebut mengusung tema "Strategi Pengembangan Perpustakaan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial tahun 2023

0 Comments