Dokter Umum, Ingin Nambah Ilmu Soal Penanganan Pasien Diabetes dan Tiroid Terupdate? Ikuti Padang Meeting dan PTC 2023 dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK Unand

PADANG-Angka penderita diabetes dan tiroid di dunia, Indonesia bahkan Sumbar terus meningkat setiap tahun. Atas kondisi itu Dapartemen Ilmu Penyakit Dalam FK Unand, menggelar Padang Meeting in conjunction with Padang Thyroid Conference 2023” Divisi Endokrin Metabolik dan Diabetes, pada 23 – 25 Juni 2023 secara hybrid di salah satu hotel di Padang. 

Ketua Divisi Endokrin Metabolik dan Diabetes, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Prof. Dr. dr. Eva Decroli, SpPD-KEMD, mengatakan Padang meeting dan PTC 2023 adalah pertemuan ilmiah yang khusus membahas semua topik ilmiah terkini di bidang endokrin metabolik. Termasuk diabetes dan tiroid. 

"Kegiatan ini merupakan pertemuan ilmiah di bidang endokrin metabolik yang pertama kali digelar di Sumatera Barat dengan melibatkan berbagai multidisiplin ilmu. Seperti ilmu bedah, anak, obstetri dan ginekologi, patologi klinik, patologi anatomi, kedokteran nuklir, radiologi, gizi klinik, dan disiplin ilmu lainnya," kata Prof. Eva Decroli, dalam keterangan persnya yang berlangsuang Selasa (20/6) di Gedung IPJT Lantai 1 RSUP M. Djamil Padang.

"Kegiatan ini sekaligus untuk menebar ilmu dan pengalaman kepada rekan sejawat," terangnya, didampingi, Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam,Dr. dr. Najirman, SpPD-KR, dr. Eka Agustia Rini, SpA(K), dr. Dewi Susanti Febri, SpGK(K) dan dr. Alexander Kam, SpPD.

Dikatakan Prof Eva, semakin meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit endokrin metabolik, termasuk diabetes dan tiroid di seluruh dunia termasuk Indonesia membutuhkan respon dari klinisi berupa peningkatan pelayanan oleh dokter umum dan dokter spesialis sehingga dapat memberikan tatalaksana yang komprehensif untuk masyarakat. 

"Ilmu di bidang endokrin metabolik mengalami perkembangan yang sangat pesat dari waktu ke waktu dan melibatkan banyak   disiplin ilmu. Sehingga sangat menarik untuk dibahas agar klinisi selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu terbaru untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat," ujarnya.

Karena ada kebutuhan perkembangan ilmu tersebut, maka Divisi Endokrin Metabolik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK Unand/ RSUP Dr. M. Djamil Padang bekerjasama dengan PERKENI cabang Padang dan InaTA cabang Padang mengadakan melaksanakan Padang Meeting dan PTC 2023.

Kegiatan itu sebutnya, merupakan pertemuan ilmiah di bidang endokrin metabolik yang pertama kali digelar di Sumatera Barat dengan melibatkan berbagai multidisiplin ilmu, seperti ilmu bedah, anak, obstetri dan ginekologi, patologi klinik, patologi anatomi, kedokteran nuklir, radiologi, gizi klinik, dan disiplin ilmu lainnya.

Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Dr. dr. Najirman, SpPD-KR, menjelaskan saat Padang Meeting dan PTC 2023, akan digelar simposium dan workshop. 

"Kegiatan ini akan diadakan secara rutin setiap tahunnya. Tujuannya sebagai ajang temu ilmiah yang dapat menambah pengetahuan, dalam pengembangan ilmu kedokteran. Khususnya di bidang endokrin metabolik, termasuk diabetes dan tiroid yang melibatkan multidisiplin ilmu," sebut Najirman.

Dia berharap Padang Meeting dan PTC 2023, menambah pengetahuan peserta yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum dan tenaga kesehatan lainnya di wilayah Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, dan sekitarnya.

"Berbagai topik menarik akan dibahas dalam PADANG MEETING & PTC 2023 seperti tentang diabetes melitus dan komplikasinya. Penyakit tiroid, sindrom Cushing, hipogonadisme, dan berbagai kelainan lainnya baik pada dewasa, anak, dan, ibu hamil. Untuk itu kami mengajak teman sejawat segera mendaftar karena nara sumbernya sangat berkompeten sayang dilewatkan," ajaknya.

Selain itu, juga ada workshop tentang penggunaan insulin, pemeriksaan ultrasonografi pada penyakit tiroid dan kelainan pembuluh darah. Narasumber yang akan memberikan materi pada kegiatan ini adalah pakar yang berasal dari Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Riau. 

Kegiatan ini akan berlangsung secara hybrid, sehingga diharapkan penyebaran ilmu yang dilakukan pada kegiatan ini memiliki cakupan yang lebih luas. YL



0 Comments