Solar Masih Langka, Nevi Zuairina Minta Pemerintah Tindak Tegas Oknum Pemborong Solar Subsidi

 



JAKARTA
-Anggota DPR RI Komisi VI, Nevi Zuairina memperhatikan kelangkaan Solar yang terjadi terutama di Sumatera Barat. Dia meminta pemerintah agar mencarikan solusi untuk persoalan tersebut.

 

Menurutnya, DPR RI melalui komisi VI, telah mendorong pemerintah agar menindak tegas truk-truk besar yang memborong solar subsidi. Ia mendapatkan informasi, bahwa PT Pertamina telah meningkatkan supply solar, tapi pada kenyataanya keberadaan solar di lapangan terlihat kurang dengan masih terlihatnya antrian panjang kendaraan yang akan membeli solar.



Nevi mengatakan, disparitas harga solar subsidi sangat lebar dengan non subsidi. Semula solar dexlite dijual Rp9.700 per liter pada Januari 2022 dan naik menjadi Rp 12.400 per liter, Februari dan Maret kembali lagi naik menjadi Rp13.250 per liter. Sehingga mendorong pemilik kendaraan beralih membeli solar subsidi yang harganya relatif murah Rp5.150 per liter.



“Untuk kebutuhan solar wilayah Sumatera Barat, supply PT Pertamina sudah melebihi kuota. Di lapangan antrian panjang kendaraan mestinya tidak terjadi. Aparat penegak hukum sudah bertindak tegas, tapi perlu diperkuat lagi karena truk pertambangan dan industri diduga masih memborong solar subsidi. Seharusnya yang dapat subsidi kendaraan roda 6 ke bawah”, tutur Nevi.



Permintaan Politisi PKS ini kepada pemerintah dan aparat penegak hukum karena ada indikasi, penjualan solar kepada industri sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan kendaraan. Padahal menurutnya, distribusi logistik pangan sangat tergantung pada solar sehingga akan memudahkan penyebaran pangan dengan harga yang relatif mirip antara pusat produksi dan konsumsi. Ia menyarankan, agar pemda dan seluruh stakeholder turut turun tangan untuk tegakkan aturan sehingga semakin ketat dalam menyeleksi pembelian solar subsidi.



Legislator asal Sumatera Barat II ini menekankan agar pemerintah membuat aturan yang lebih jelas terkait pembatasan kendaraan yang menggunakan solar subsidi. Sehingga mengubah mekanisme kompensasi solar menjadi subsidi penuh menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan.

 

“Ini sudah masuk bulan Ramadhan, artinya kebutuhan pangan di masyarakat semakin meningkat, sehingga pemerintah mesti menjamin solar untuk distribusi bahan pangan. Kami di komisi VI sepakat agar pemerintah dapat memastikan ketersediaan BBM pada saat Ramadhan dan Idul Fitri 2022. Antrian akan hilang jika truk-truk besar yang tidak berhak membeli solar subsidi ditangkap, seperti penyelesaian antrian panjang pembeli solar di Kalimantan”, Tutup Nevi Zuairina.(*)

0 Comments