Kepala Dinas Keluatan dan Perikanan Sumbar, Desniarti |
PADANG-Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar bakal mengembangkan budidaya rumput laut. Untuk tahap awal akan dikembangkan di dua titik, yakni Sungai Nyalo dan Sungai Pinang Pesisir Selatan.
Kepala Dinas Keluatan dan Perikanan Sumbar, Desniarti mengatakan saat ini permintaan rumput laut untuk ekspor sangat tinggi.
"Dulu masyarakat kita pernah membuat budidaya rumput laut, namun belum tidak berkembang seperti yang diharapkan," terang Desniarty, kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (8/2)
Budidaya rumput laut sebelumnya tidak berkembang karena jumlah kawasan hamparannya sedikit, sehingga rumput laut yang ada habis dimakan ikan baronang yang menjadi musuh bagi rumput laut.
"Jadi ke depan budidaya rumput laut akan dibuat satu hamparan, seluas 10 hektare. Kalau hamparannya luas akan sulit bagi ikan baronang untuk memakannya," sebutnya.
Satu hamparan itu nanti akan dikelola dua kelompok, satu kelompok terdiri atas 10 orang. Budidaya rumput laut tersebut terbilang cepat masa panennya jika dikelola dengan baik. Yakni sekitar 40 hari pasca ditebarnya benih.
Rumput laut ditanam di teluk perairan tenang. Setelah dipanen dikeringkan, kemudian akan diekspor ke sejumlah negara dari Jakarta.
"Rumput laut yang dikirim itu sudah dikeringkan. Itu sebagai bahan baku bagi industri," sebutnya.
Untuk bibit sendiri, nantinya akan didatangkan dari Lampung sebagai salah satu provinsi yang sukses melakukan budidaya rumput laut.
"Karena itu kami butuh dukungan anggaran. Setidaknya untuk tahap uji coba ini butuh dana sbesar Rp250 juta. Jika ini sukses maka akan berdampak positif bagi ekonomi masyarakat setempat dan dikembangkan di daerah lain," ujarnya.
Indonesia, dengan 6.400.000 km2 luas lautan dan 110.000 km panjang garis pantai, serta didukung iklim tropis, merupakan wilayah yang sesuai untuk pertumbuhan berbagai jenis rumput laut.
Sebagai bagian dari segi tiga karang (coral triangle) dunia, Indonesia memiliki setidaknya 550 jenis varian rumput laut bernilai ekonomis tinggi dari sekitar 8000 jenis yang ada di dunia dapat tumbuh dengan baik di Indonesia. Termasuk, salah satunya yaitu jenis Eucheuma cottoni yang diperkirakan nilai total potensinya di Indonesia mencapai USD10 miliar per tahun.
Merujuk data yang dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada 2019, Indonesia menjadi produsen nomor satu di dunia untuk rumput laut jenis Eucheuma cottoni dan menguasai lebih dari 80 persen pasokan untuk dunia. Untuk jenis tersebut, Indonesia sudah berhasil melakukan pengembangan dengan teknologi kultur jaringan.
Selain rasanya yang gurih, banyak juga aneka manfaat kesehatan dari rumput laut loh yaitu : Menjaga fungsi tiroid, sumber vitamin dan mineral, sebagai antioksidan, menjaga pencernaan dan kesehatan usus, menekan risiko penyakit jantung, mengurangi lemak dalam tubuh dan lain-lain.
Dengan dukungan sumber daya rumput laut yang begitu banyak diharapkan Indonesia dapat mempertahankan posisinya sebagai produsen rumput laut terbesar di dunia. Daerah penghasil utama rumput laut di Indonesia ada di 10 daerah Provinsi di Indonesia, yaitu: Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Bali, Provinsi Gorontalo, Provinsi Maluku dan Provinsi Jawa Barat.
Selain untuk ekspor, pemerintah melakukan sosialisasi rumput laut dalam menu sehari-hari dan penggunaan rumput laut sebagai bahan tambahan dalam berbagai industri makanan. YL
0 Comments