Mudik Virtual


Elfindri Dir SDGs Unand




Elfindri Dir SDGs Unand


Belajar tahun lalu larangan mudik telah membuat sekitar 42 persen responden merasa sedih. Dan 97 persen responden menyatakan pemudik patuh akan aturan. 


Artinya larangan mudik yang sudah membudaya bagi umat Islam, juga umat kristiani ketika natalan, telah membuat terapi jiwa menjadi terganggu alias tidak jadi.


Ada sesuatu kesedihan yang mendalam tatkala mudik dilarang. Inilah yang dirasakan oleh banyak pekerja yang berpisah dengan keluarga, mereka yang sedang menjalani hukuman di penjara atau petugas yang tidak bisa meninggalkan tugas ketika lebaran.


Jika pada sebelum pandemi, bagi yang tidak beruntung dan punya banyak kalangan untuk tidak mudik. Mereka memang masih bisa menggunakan WA atau telpon dan sejenisnya.


Nampaknya pada periode sekarang mudik virtual akan menjadi trend.


Orang rantau yang berpendidikan akan duduk ketika Lebaran di depan komputer atau di depan telpon genggam, kemudian menghubungi orang tua atau sanak keluarga sebagai ganti mudik benaran.


Tahun ini dengan mudik virtual yang beruntung tentu provider. 


Selama ini kalau kampung bisa ramai dan dampak remitances selama Lebaran boleh dibilang besar, maka dengan model larangan sekarang membuat tambahan orang berbelanja di daerah pengirim migran menjadi berkurang.


Potensi ekonomi yang ditunggu tunggu oleh sektor perdagangan dan angkutan, dihisap oleh sektor komunikasi.

 

Tentu dibalik itu adalah bahwa dengan menerapkan pelarangan mudik akan terasa ambar Lebaran besok. Kalaupun ada mudik virtual, mesti kerinduan akan tetap saja masih melekat.

0 Comments