Iman, Imun, Aman Model Padang


Elfindri dir. SDGs Padang




Elfindri dir. SDGs Padang


Kemaren tanggal 12 Januari 2021 telah diumumkan jumlah kasus Covid-19 per provinsi. Di Sumatra Barat mengiringinya dengan angka temuan per kabupaten dan kota.


Kita bersyukur akan prestasi dan intensitas  kebijakan dan strategi selama 3 bulan terakhir,  di mana angka positive rate Sumatra Barat sudah di bawah 5 persen. Sementara provinsi lain masih bergelut dalam kondisi bahaya pada kebanyakan lokasi terutama di Jawa.


Lebih bersyukurnya karena Padang, sebagai penyumbang kasus terbanyak selama ini justru angka positive ratenya sudah pula di bawah 5 persen. 


Artinya titik penyumbang terbanyak di Sumatra Barat selama ini telah menuai hasil positive. Bisa lebih rendah dibanding kota kedua lainnya seperti Bukittinggi, Solok dan Sawahlunto yang masih pada kisaran 7 persen angka positive ratenya.


Saya tertarik dengan positive rate karena jumlah kasus tidak begitu menarik. Jika test banyak hasil juga banyak sesuai dengan angka tracing ratenya.


Pada hari kemaren  jumlah test yang masuk juga lebih 8000. Terbanyak. Karena 12 hari setelah tahun baru, ternyata kasus positive Covid-19 Sumatra Barat juga masih termasuk rendah pada kisaran 112 temuan.


Jadi kerja membatasi dan menutup total daerah tujuan wisata  membatasi ruang gerak layanan berbelanja, restoran, dan pengaturan protokol pertemuan pesta dan rapat rapat membuahkan hasil, termasuk sosialisasi dan kampanye.


Apalagi Sumatra Barat sebelumnya juga merupakan provinsi satu-satunya yang membebaskan mereka dari biaya yang periksa. Baik yang datang melalui transportasi udara, maupun keluarga dekat mereka yang rerindikasi positif. 


Sebuah prasyarat akan buah manis yang didapatkan setelah berjuang terus menerus. Miskin, tekun, kompak dan sabar.


Iman, Imun Aman Model Padang


Strategi dan ruang lingkup penanganan Covid-19 selama ini masih berpedoman kepada apa yang disarankan oleh depkes. 


Kalau negara lain menyatakan perlu 3 M, maka kita sosialisasikan 3 M juga. Memakai masker,  menjaga jarak, mencuci tangan. Lekat di kepala banyak orang.


Belakangan ditambahkan lagi menjaga keramaian dan menjaga migrasi. Kemudian kitapun ramai ramai mengkampanyekan 5 M, yang sebelumnya 3 M. Ondong dadak kata orang dulu.


Konsep dan strategi KIE itu masih melihat virus sebagai bagian yang akan masuk dan pindah pada orang lain..


 Tidak salah tetapi konsepnya sangat terbatas. Belum komprehensive.


Lantas yang lengkap apa? Padang mengkampanyekan Iman, Imun, dan Aman.


Iman, jelas keyakinan kita akan rukun segala yg ditetapkan. Bahwa kita yakin seyakin yakinnya bahwa makhluk halus ini bisa menghinggapi manusia karena kadarullah. Allah memastikan siapa yang akan kena dan tidak sesuai dengan kadar yang sudah ditetapkan. 


Mesti ada pembelajaran di balik Covid-19, bisa karena kesalahan, peringatan atau azab akibat perbuatan dan ulah manusia. Kita tidak tau mana kategori masing masing kita.


Sementara imun membuat masing-masing individu semakin sanggup tubuhnya untuk tahan dan virus tidak mempan berkembang jika hinggap dalam tubuhnya.


Jikapun diinggap virus, maka dengan kekuatan tubuh maka virus  tidak berkembang biak dan kalah. Ini melalui berbagai cara, selain tingkatkan gizi, bisa membiasakan olah raga teratur, istirahat dan makanan yang mengandung berbagai kandungan micro dan macro-nutrints yang baik.


Konsep menangkal dan menghindar, melalui 5 M lebih kepada Isolasi untuk buat Aman.


Pada komponen terakhir ini masuk sebagai "protective behaviour", yang membuat kita sebenarnya tidak harus menjadi  paranoid. 


Karena komponen Aman  ini akan mengganggu kebiasaan kita selama ini, termasuk aktifitas produktif. Seperti bekerja dan berusaha.


Oleh karenanya bahan Iman, Imun dan Aman ini menjadi jauh lebih komprehensif ketimbang 3 M atau 5 M yang hanya menganggap memprotek unsur virus dari luar masuk. 


Menangkal fisik dan iman adalah bagian yang tidak kalah pentingnya. Ini kampanye yang perlu dilengkapi pada masa yang akan datang.


Mereka yang tidak percaya Covid-19, hanya komponen pertama yang tidak mereka miliki. Walau rajin beribadah sekalipun. Biasa yang tidak percaya tidak kena, tidak tahu, dan saat imunnya baik.


Vaksin hanyalah sebagian membuat bagian tubuh menjadi Imun. Efektifitasnya jelas beragam kalau kita baca dari media masa. Kenapa tidak seluruh komponen ini yang digalakkan? Vaksin bisa buat Imun dan juga Aman jika efektifitasnya mendekati 100 persen. Ayo. (*)

0 Comments