Selama Wabah Covid-19, Ratusan Perawat Hadir untuk Masyarakat Sumbar

Petugas di ruang isolasi di RS Ahmad Mucktahr Bukittinggi memberikan pelayanan kepada pasien Covid-19, beberapa waktu lalu. DC
PADANG-Selama wabah virus corona melanda, setidaknya 250-an perawat bekerja melayani pasien di berbagai rumah sakit yang ditunjuk pemerintah Sumbar sebagai rujukan pasien Covid-19.

"Perawat kita sudah melayani pasien dengan gejala Covid-19 sejak awal Maret hingga sekarang. Mereka masih tetap bekerja maksimal bersama dokter, bidan dan tenaga medis lainnya," kata Ketua PPNI Sumbar, Sunardi, SKM, M.Kes, kepada wartawan Senin (27/7/2020) di Padang.

Disebutkannya, hingga kini perawat dan tenaga medis lainnya selamat dari virus menular itu. Tidak ada yang meninggal dunia akibat terpapar Covid selama menangani pasien. Padahal mereka bekerja dalam ambang kerawanan.

"Kita bersyukur kepada Allah, para tenaga medis yang bekerja menangani pasien Covid-19 diberi keselamatan," kata Sunardi.

Dia mengaku ada dua perawat yang meninggal saat menangani pasien Covid-19 sehingga dimakamkan sesuai dengan protokol kesehatan. Setelah hasil tesnya keluar, ternyata negatif. Dengan kata lain, meninggal dunia bukan akibat terpapar Covid-19.

Begitu pula seorang tenaga medis yang meninggal di salah satu rumah sakit yang pemakamannya juga dilakukan dengan protokol kesehatan. Yang bersangkutan meninggal bukan terpapar Covid-19 tapi kesalahan prosedur dalam pemakaian APD sehingga sesak nafas.

"Kita lihat di provinsi lain, cukup banyak tenaga medis yang meninggal akibat terpapar Covid-19 selama menangani pasien Covid-19 baik dokter, perawat dan bidan. Ini menjadi perhatian kita di Sumbar, bagaimana proktokol kesehatan benar-benar diterapkan dalam menangani pasien Covid-19,"terangnya.

Di lingkungan PPNI sendiri, kata dia, selalu diwanti-wanti kepada seluruh perawat untuk wajib mematuhi protokol kesehatan dan SOP menangani pasien harus menjadi acuan utama. Prinsip yang ditanamkan, selamatkan diri dan selamatkan pasien. Jangan abai sedikitpun.

Dikatakannya, di awal-awal dulu, tenaga medis kerepotan dalam penyediaan APD. Untuk menjaga keamanan perawat, PPNI terpaksa ambil uang kas sekitar Rp25 juta untuk membeli APD bagi perawat.

"Kekompakan dan kebersamaan antar tenaga medis itu perlu dijaga juga, agar para tenaga kesehatan kita tetap sehat dan terhindar dari paparan virus Covid-19," tutupnya. YL