| Foto istimewa. |
Bulan purnama November ini secara tradisional dikenal oleh suku asli Amerika sebagai Bulan Berang-berang (Beaver Moon), karena menandai waktu krusial untuk memasang jebakan berang-berang sebelum sungai membeku. Bulan ini juga dikenal sebagai Bulan Beku (Frost Moon).
Supermoon Kedua dan Paling Dekat
Purnama November ini merupakan Supermoon kedua dari tiga Supermoon yang terjadi pada tahun 2025. Yang membuatnya istimewa adalah posisinya yang akan menjadi paling dekat dengan Bumi tahun ini.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fase purnama akan mencapai puncaknya pada:
Puncak Fase Purnama: Rabu (5/11) pukul 20.19 WIB.
Jarak Terdekat (Perigee): Kamis (6/11) pukul 05.28 WIB, dengan jarak hanya 356.833 km dari Bumi.
Fenomena ini dapat disaksikan dari seluruh dunia, termasuk seluruh wilayah di Indonesia, segera setelah Bulan terbit pada sore menjelang malam hari.
Mengapa Disebut Supermoon?
Istilah Supermoon diperkenalkan oleh astrolog Richard Nolle pada tahun 1979. Fenomena ini terjadi karena Bulan tidak mengorbit Bumi dalam bentuk lingkaran sempurna, melainkan elips.
Supermoon terjadi ketika Bulan berada dalam fase purnama saat posisinya paling dekat dengan Bumi (perigee). Akibatnya, Bulan purnama semacam ini akan terlihat hingga 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibandingkan bulan purnama biasa.
Karena posisi Beaver Moon ini tercatat sebagai yang paling dekat dengan Bumi pada tahun ini, ia dipastikan akan menjadi bulan purnama yang tampak paling besar dan paling terang dibanding purnama-purnama lainnya di tahun 2025. Jangan lewatkan momen istimewa ini!
0 Comments