Lewat Kemasan Cerdas, UNP Dorong UMKM Rakik Ulakan Naik Kelas dan Berdaya Saing

Foto bersama tim PKM UNP di Nagari Ulakan. Ist
PADANG-Para pelaku UMKM rakik di Nagari Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman kini memiliki harapan baru untuk menembus pasar yang lebih luas. Melalui program pengabdian masyarakat dari dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP), mereka dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan membuat kemasan cerdas (smart packaging).

Program bertajuk "Inovasi Smart Packaging untuk Meningkatkan Daya Jual" ini dilaksanakan pada 20 Juli dan 9 Agustus 2025. Sebanyak 20 pelaku UMKM, yang mayoritas pedagang rakik dan salah ikan, antusias menyambut kegiatan ini. Mereka menyadari bahwa tampilan dan kualitas kemasan kini menjadi pertimbangan penting bagi konsumen.

Kemasan Sebagai Identitas dan Penjamin Kualitas

Ketua tim pengabdian, Syofianti Engreini, menjelaskan bahwa kemasan kini lebih dari sekadar pembungkus. Menurutnya, kemasan harus bisa "bercerita" tentang produk di dalamnya.

“Kemasan adalah hal pertama yang dilihat pembeli. Ia harus bisa bercerita tentang kualitas produk, meningkatkan higienitas, memperpanjang daya tahan, dan yang terpenting, membangun kepercayaan konsumen,” kata Syofianti.

Muhammadi, salah satu narasumber, menambahkan bahwa pelatihan ini mencakup desain yang menarik, penggunaan bahan ramah lingkungan, dan strategi mencantumkan label informatif. Dengan inovasi ini, ia optimistis produk lokal seperti rakik dan salah ikan bisa bersaing di toko ritel hingga e-commerce.

Tak hanya itu, Adrias juga menegaskan bahwa UMKM harus beradaptasi dengan era Smart Society dan mengikuti model bisnis kekinian agar bisa berkembang layaknya start-up.

Pelatihan Membuka Wawasan Pedagang

Manfaat dari pelatihan ini dirasakan langsung oleh para peserta. Rosa (38), seorang pedagang rakik, mengaku selama ini hanya menggunakan plastik sederhana tanpa label. "Sekarang saya paham kenapa produk luar lebih cepat laku. Ternyata kemasan juga ikut menentukan. Saya lebih percaya diri untuk menjual rakik ke pasar yang lebih besar," ujarnya penuh semangat.

Hal serupa disampaikan oleh Rosamini (46), pedagang salah ikan. Ia menilai pelatihan ini membuka peluang baru baginya. "Dulu saya pikir yang penting rasa enak. Ternyata kemasan juga penting. Kalau ada logo, informasi, dan kelihatan bersih, orang luar daerah juga mau mencoba," katanya.

Program ini merupakan wujud sinergi antara akademisi dan pelaku UMKM, didukung oleh tim dosen UNP lainnya seperti Ranti Maizatri, Salmaini Safitri Syam, Fadila Suciana, dan Serly Safitri.

Dengan inovasi kemasan, produk khas Nagari Ulakan diharapkan bisa tampil lebih modern, higienis, dan memiliki daya saing tinggi. “Rakik dan salah ikan adalah identitas kuliner kita. Dengan inovasi ini, produk bisa lebih dikenal luas tanpa kehilangan nilai tradisinya,” tutup Syofianti, menaruh harapan agar produk lokal bisa menembus pasar nasional bahkan internasional.







0 Comments