Tawuran di Padang: Pengaruh Media Sosial, Peran Ninik Mamak dan Solusi Komprehensif

 

Pemaparan materi oleh narasumber. Dok kitapunya.id
PADANG- Kota Padang kembali digemparkan dengan aksi tawuran yang merenggut nyawa seorang pelajar SMP. Peristiwa ini menjadi keprihatinan banyak pihak. 

Sebagai antisipasi pencegahan tawuran dan tindakan radikalisme lainnya, Kesbangpol Kota Padang menggelar Sosialisasi Pencegahan Paham Radikalisme selama tiga hari. 

Salah satu pembicara Letkol Inf Yospriadi.K, dari Kasdim 0132 Padang. Menurutnya media sosial menjadi salah satu penyebab seseorang khususnya remaja melakukan tindakan radikalisme. Perbuatan itu merugikan diri sendiri dan orang lain. 

"Medsos berbahaya bagi masyarakat khususnya remaja jika tidak digunakan dengan bijak. Sebaliknya, medsos bisa menjadi positif jika digunakan untuk hal positif. Berjualan online salah satunya," sebut Yospriadi, Rabu (10/7).

Disebutkannya, banyaknya kasus tawuran dikalangan remaja harus menjadi perhatian semua pihak. Mulai dari keluarga, ninik mamak, alim ulama, Bundo kanduang dan lain sebagainya. 

"Sosok seorang ibu sangat krusial sebagai madrasah pertama bagi anak. Lemahnya nilai agama dan adat dalam keluarga dapat membuka celah bagi pengaruh negatif. Peran ninik mamak sebagai pemuka adat juga penting dalam membimbing generasi muda. Baik bagi anak maupun kemenakan dalam suatu kaum," sebut Yospriadi.

Dikatakannya, Sosialisasi Pencegahan Paham Radikalisme sangat diperlukan dewasa ini. Tujuannya agar semua pihak terlibat dalam mengawasi kondisi di sekitar mereka. Sebagai antisipasi pencegahan tawuran dikalangan remaja. Dia berpandangan tindakan radikalisme bisa dicegah dengan memperbanyak kegiatan olahraga antar pemuda. Seperti latihan baris berbaris, lomba bola dan kegiatan positif lainnya yang bisa mempererat silaturrahmi antar pemuda. 

"Jika remaja saling kenal satu sama lain, diharapkan tidak ada lagi tawuran atau tindakan radikalisme dari pemuda kita," katanya lebih jauh. 

Ke depan katanya, Kodim akan berkoordinasi dengan dinas pendidikan, baik kota dan provinsi terkait berbagai iven yang bisa merekatkan hubungan pemuda satu sama lain.

Drs. Agus Suherman, SH, MM,

Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Kesbangpol Kota Padang, Drs. Agus Suherman, SH, MM, menjelaskan Sosialisasi Pencegahan Paham Radikalisme yang diselenggarakan Kesbangpol Padang dihari kedua diikuti oleh perwakilan LPM, RT/RW dari 10 kecamatan yang ada di Padang. Para peserta diharapkan dapat berperan aktif dalam mencegah radikalisme di lingkungan masing-masing.

Disebutkannya, upaya yang bisa lakukan pasca sosialisasi adalah dengan menghidupkan kembali siskamling. Hal itu sejalan dengan program Pj Walikota Padang. Harapannya berbagai tindakan yang mengarah ke radikalisme bisa dicegah sejak dini.

Kesbangpol Padang sendiri katanya sudah melakukan koordinasi dengan berbagai stokeholder guna mencegah tidakan radikalisme seperti tawuran dengan dinas pendidikan. Baik di kota maupun di provinsi. Saat ini kata Agus terdapat lima genk tawuran yang sudah terpantau aktivitasnya oleh Polresta Padang. 

"Kami berharap para pelajar yang tak masuk dalam genk tersebut tidak ikut-ikutan untuk tawuran. Sebab tawuran jelas tindakan radikalisme yang bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain," terangnya.

Untuk pengawasan terhadap berbagai prilaku negatif remaja di Padang, Kesbangpol juga memiliki Tim Kewaspadaan Dini dan Penanganan Konflik (TKDP). Tim itu terdiri dari berbagai unsur. 

Sementara, melalui Sosialisasi Pencegahan Paham Radikalisme diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, tentang bahaya tawuran dan radikalisme. Dengan kerjasama dan solusi komprehensif, diharapkan Padang dapat menjadi kota yang aman dan damai. YL

0 Comments