Gubernur Sumbar Optimistis Sumbar Bisa jadi Lumbung Ikan Kerapu Dunia

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah didampingi Kepala DKP Sumbar, Reti Wafda dan tim DKP Sumbar lainnya, menerima dokumen hasil pemeriksaan oleh karantina ikan.Ist

PADANG - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, optimistis Sumbar dapat menjadi lumbung ikan kerapu dunia. Hal ini disampaikannya saat meninjau proses panen ikan kerapu di salah satu keramba pembudidayaan kerapu di kawasan Mandeh, Pesisir Selatan (Pessel), Senin (15/01/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur menyaksikan panen ikan kerapu hasil budidaya masyarakat. Totalnya ada 20 ton yang dipanen, dengan masa tunggu panen satu tahun. Hasil panen tersebut, kemudian akan diekspor ke Hongkong.

Gubernur Mahyeldi mengatakan, potensi perikanan Sumbar sangat besar, baik di laut maupun ikan tawar. Oleh karena itu, Pemprov Sumbar terus berupaya meningkatkan peran masyarakat dalam pembudidayaan ikan, termasuk ikan kerapu.

"Pemprov Sumbar akan terus memfasilitasi pembibitan dan bantuan peralatan untuk kelompok pembudidaya ikan. Kita juga akan membantu proses penjualan hasil panen ikan," kata Gubernur Mahyeldi.

Gubernur Mahyeldi berharap, semakin banyak kelompok pembudidaya ikan yang bergiat, sehingga kebutuhan pasar dunia dapat terpenuhi maksimal oleh Sumbar.

"Kebutuhan dunia itu sangat tinggi. Bukan kerapu saja, tapi kita juga ikan hias, lobster, dan lain sebagainya. Ini kebutuhan yang bisa kita penuhi. Sebab, potensi kelautan kita di Sumbar ini sangat besar," kata Gubernur menambahkan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, Reti Wafda, mengatakan, saat ini panen ikan kerapu baru bisa dilakukan sekali dalam setahun dengan hasil panen berkisar sekitar 20 ton. Namun, peluang ekspor sangat besar untuk dapat dipenuhi, sehingga fasilitasi dan pembinaan terhadap kelompok pembudidaya menjadi hal yang terus difokuskan oleh Pemprov Sumbar.

"Saat ini, ada sekitar 20 kelompok pembudidaya kerapu yang aktif. Dulu lebih banyak, cuma banyak yang tidak aktif lagi karena pengaruh Covid-19. Jumlah kelompok pembudidaya ini perlu terus kita tambah, sehingga waktu dan hasil panen juga lebih meningkat. Sebab, pasar sangat terbuka untuk menampung hasil panen tersebut," ujar Refti.

Pengusaha pengumpul dan pembina kelompok pembudidaya ikan kerapu, Adi, berharap, agar masa panen bisa dilakukan lebih sering karena kebutuhan pasar yang sangat besar terhadap ikan kerapu, terutama sekali pasar internasional.

"Terima kasih atas fasilitas Pemprov Sumbar melalui Bapak Gubernur dan DKP Sumbar, dan tentu kami berharap panen bisa dilakukan sesering mungkin, bisa dua atau tiga kali setahun. Sebab, kebutuhan pasar sangat tinggi dan itu bisa kita isi. Semoga fasilitasi Pemprov kepada masyarakat pembudidaya makin meningkat, sehingga panen juga bisa lebih banyak," ucap Adi. YL


0 Comments