Sumbar Terus Dipercaya jadi Tuan Rumah Iven Nasional, Jangan Lupa Cek Iven, Jadwal dan Lokasinya

Sumbar raancak. Ist
PADANG-Tahun ini, Sumbar ditetapkan oleh BNPB sebagai tuan rumah pelaksanaan Jambore Nasional Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB). 

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengingatkan masyarakat terhadap potensi bencana yang mengintai serta meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapinya.

“Tahun ini kita dipercaya menjadi tuan rumah Jambore Nasional FPRB yang rencananya akan dilaksanakan selama 3 hari, pada 28-30 September 2023,” kata Kepala BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy kepada wartawan, kemarin.

Kegiatan ini, lanjutnya, akan dihadiri 8 provinsi yang rawan bencana gempa dan tsunami, masing-masing Provinsi Sulawesi Tengah, Jambi, Maluku, NTB, NTT, Jogjakarta, Jawa Timur dan Bali. Selain itu, utusan 19 kabupaten/kota di Sumbar juga bakal ikut ambil bagian.

Menurut Rudy, jambore nasional diawali dengan workshop tentang Jurnalisme Warga dan Dasar-dasar Diplomasi Kemanusiaan yang digelar oleh BNPN kerjasama dengan aCaritas Germany. Jurnalisme warga ini menjalankan peran layaknya jurnalis. Melalui jurnalisme warga memunculkan keberagaman informasi dan menentukan informasi yang dibutuhkan warga.

Selanjutnya, pada 29 September, Forum PRB Sumbar menyampaikan program kegiatan yang sudah dilaksanakannya yang dihadiri seluruh peserta. Saat bersamaan, juga akan diluncurkan Early Warning System (EWS) disabilitas. EWS ini sama seperti EWS pada umumnya tetapi dilengkapi lampu rotary warna merah dan kuning.

“Lampu merah dan kuning pada EWS ini akan membantu para tuna rungu saat evakuasi. Lampu kuning adalah sebagai penanda telah terjadi gempa saja. Sedangkan indikator lampu merah menandakan telah terjadi gempa yang berpotensi tsunami, sehingga harus segera dilakukan evakuasi,” terangnya.

Usai peluncuran EWS disabilitas, pihaknya segera melakukan sosialisasi. Saat ini pihaknya tengah meminta data jumlah penyandang tuna rungu dan sebarannya.

Puncak Jambore Nasional FPRB yang juga bertepatan dengan peringatan 14 Tahun Gempa Dahsyat 30 September, akan diisi dengan perjalanan ke lokasi pemasangan garis batas Tsunami Safe Zone (zona aman tsunami) yang ada di dekat SPBU Ampang dan di Jalan Sawahan.

Garis ini menginformasikan jika masyarakat sudah berada di zona aman tsunami sehingga tidak perlu lagi melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi. Karena lokasi di sekitar garis biru ini tidak akan terkena gelombang tsunami.

“Kegiatan ditutup dengan aksi bersih pantai dan menanam cemara laut,” terang Rudy. YL

0 Comments