Penyerahan telur dari Kepala Dinas Kesehatan Padang, dr Srikurnia Yati kepada salah seorang ibu dengan anak status stunting di Kota Tangah. Dok kitapunya |
PADANG-Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, dr. Srikurnia Yati, menyebut anak dengan status stunting di Padang sebanyak 2.654 orang.
"Angka 2.654 ini sifatnya dinamis," katanya disela-sela pengabdian masyarakat yang diselenggarakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumbar bersama sejumlah organisasi kesehatan lainnya, Sabtu (20/5) di Puskesmas Anai Aia Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.Disebutkannya, jumlah anak yang terdata by name by address lebih dari 55 ribu jiwa. Dari jumlah itu 2.654 jiwa berstatus stunting.
"Kami punya sebuah aplikasi. Diaplikasi itu terdata semua anak by name by address. Dari sana diketahui anak dengan status stunting tersebut," terangnya.
Kasus stunting terbanyak sebut Srikurnia, berada di Koto Tangah karena jumlah penduduk Padang terbanyak ada di sana. Menurutnya, masih tingginya angka stunting di Padang terjadi karena banyak faktor. Seperti pola asuh tekait gizi yang baik dan benar yang masih kurang. Sumber air bersih tak cukup hingga menyebabkan infeksi berulang pada anak. Faktor lainnya jamban yang tak layak serta lingkungan yang tak sehat.
Ketua IDI Kota Padang dr.Riendra mengatakan IDI akan membuat modul untuk menekan angka stunting di Kota Padang.
"Melalui modul itu diharapkan dapat menekan jumlah kasus stunting sesuai target nasional. Ini program jangka pendek kami,"sebut Riendra.
Menurutnya, pesoalan stunting tidak hanya bicara masalah anak tapi seluruh keluarga. Mulai dari persiapan calon pengantin, calon ibu, pesiapan kehamilan, melibatkan faktor ekonomii pendidikan hingga psikologis.
"Psikososial menjadi penyebab kasus stunting di daerah kita. Masyarakat mengikuti apa yang sudah mereka jalani selama turun temurun. Misalnya pola makan, bayi baru lahir sudah diberi makanan padat.Padahal mereka baru bisa diberi ASI," bebernya.
Sementara, terkiat modul dibuat IDI Padang, akan dijadikan penanganan stunting akan contoh bagi kecamatan dan puskesmas yang ada di Kota Padang.
Ketua IDI Sumbar, Dr. dr. Roni Eka Sahputra SpOT (K) Spine, mengatakan pengabdian masyarakat merupakan bagian dari peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) yang ke 115 tahun. Pengabdian itu dilakukan serentak di seluruh kabupaten/kota di Sumbar. Tujuannya tak lain memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tanpa dipungut bayaran.
Kasus stunting terbanyak sebut Srikurnia, berada di Koto Tangah karena jumlah penduduk Padang terbanyak ada di sana. Menurutnya, masih tingginya angka stunting di Padang terjadi karena banyak faktor. Seperti pola asuh tekait gizi yang baik dan benar yang masih kurang. Sumber air bersih tak cukup hingga menyebabkan infeksi berulang pada anak. Faktor lainnya jamban yang tak layak serta lingkungan yang tak sehat.
Ketua IDI Kota Padang dr.Riendra mengatakan IDI akan membuat modul untuk menekan angka stunting di Kota Padang.
"Melalui modul itu diharapkan dapat menekan jumlah kasus stunting sesuai target nasional. Ini program jangka pendek kami,"sebut Riendra.
Menurutnya, pesoalan stunting tidak hanya bicara masalah anak tapi seluruh keluarga. Mulai dari persiapan calon pengantin, calon ibu, pesiapan kehamilan, melibatkan faktor ekonomii pendidikan hingga psikologis.
"Psikososial menjadi penyebab kasus stunting di daerah kita. Masyarakat mengikuti apa yang sudah mereka jalani selama turun temurun. Misalnya pola makan, bayi baru lahir sudah diberi makanan padat.Padahal mereka baru bisa diberi ASI," bebernya.
Sementara, terkiat modul dibuat IDI Padang, akan dijadikan penanganan stunting akan contoh bagi kecamatan dan puskesmas yang ada di Kota Padang.
Ketua IDI Sumbar, Dr. dr. Roni Eka Sahputra SpOT (K) Spine, mengatakan pengabdian masyarakat merupakan bagian dari peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) yang ke 115 tahun. Pengabdian itu dilakukan serentak di seluruh kabupaten/kota di Sumbar. Tujuannya tak lain memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tanpa dipungut bayaran.
Sejumlah pengunjung mengaku senang dengan kegiatan yang diselenggarakan IDI Sumbar. Mereka berharap kegiatan serupa menjadi agenda rutin setiap tahun.
Tema pengabdian di Puskesmas Anak Aia mengusung tema "Aksi IDI Cegah dan Atasi Stunting" sedangkan secara keseluruhan tema peringatan HBDI "Dokter Indonesia untuk Rakyat Indonesia". YL
Tema pengabdian di Puskesmas Anak Aia mengusung tema "Aksi IDI Cegah dan Atasi Stunting" sedangkan secara keseluruhan tema peringatan HBDI "Dokter Indonesia untuk Rakyat Indonesia". YL
0 Comments