Aspek Klinis dan Laboratorium Cystatin C untuk Deteksi Dini Penurunan Fungsi Ginjal, Prodia Gelar Seminar Dokter di Padang

PADANG-Mewujudkan visi sebagai centre of excellence, PT ProdiaWidyahusada Tbk bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyelenggarakan seminar dokter di 50 kota di Indonesia. 

Seminar nasional ini bertujuan sebagai sarana pembaruan informasi dalam industri kesehatan dan merupakan rangkaian kegiatan dari peringatan 50 tahun Prodia. 

Mengusung tema “Personal and Precise Partner for Your Health”, Prodia berkomitmen untuk mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia, serta pelaku industri kesehatandengan selalu menjadi mitra yang dapat diandalkan untuk mencapai tujuan kesehatan setiap individu.

Di tahun 2023 ini, Prodia juga berharap untuk dapat terus mengiringi para mitra dan dokter untuk dapat melangkah lebih jauh dalam meningkatkan dan mengembangkan mutu layanan kesehatan dan pengobatan. 

Bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia cabang Padang, Kota Padang menjadi kota kedua diadakannya seminar nasional Prodia tahun ini. Berlokasi di Hotel Mercure Padang, kegiatan ini berlangsung tanggal 25 Februari 2023 secara offline yang diikuti oleh Dokter Umum, Dokter Internis, dan Dokter Patologi Klinik, serta didukung olehh Roche dan Illumina. 

Dengan tema “Aspek Klinis dan Laboratorium Cystatin C untuk Deteksi Dini Penurunan Fungsi Ginjal”, Seminar ini memberikan informasi terkini mengenai aspek klinis penyakit terkait, serta memperdalam pemeriksaan laboratorium untuk penurunan fungsi ginjal.  

Sebagai narasumber dr. Deka Viotra K, SpPD-KGH akan membahas mengenai Diagnosis Dini Penyakit Ginjal Kronis dan Matthew Justyn, Product Specialist dari Prodia akan memaparkan mengenai Peran Pemeriksaan Cystatin C dalam Deteksi Dini PGK. 

Dalam Seminar ini, dr. Deka Viotra SpPD-KGH mengatakan  peningkatan kasus ginjal kronis di Sumbar hari ke hari menunjukkan peningkatan.

"Pasien yang dirawat dibagian penyakit dalam, paling banyak adalah kasus gagal ginjal. Dalam seminggu itu kita bisa menerima pasien mulai dari 10 sampai 40 orang. Jika seminggu itu ada 20 pasien kalikan saja sebulan, sangat banyak pasien baru yang akan dilakukan pemeriksaan. Bahkan ada juga yang sudah terlambat," katanya.

Dia menyebutkan kebanyakan yang ditemui adalah kurangnya kesadaran masyarakat, sebab ketika berada di tahap yang masih dini dan disarankan untuk cuci darah. Mereka membayangkan hanya ada kematian saja. Sehingga inilah yang perlu ditekankan kepada masyarakat. 

"Jika penyakitnya bisa dilakukan pengobatan sejak dini, saya yakin mereka masih ada peluang untuk sembuh dan bergerak lagi. Tapi kalau penyakitnya sudah berada di tahap yang tinggi dan pengobatan baru dilakukan, ini baru sulit bagi mereka," tuturnya. 

Maka dari itu, ia mengingatkan agar penyakit tersebut pergerakannya tidak cepat, masyarakat butuh edukasi betapa pentingnya pengobatan sejak dini bagi pasien. Semakin cepat diambil tindakan pengobatan, maka angka harapan hidupnya pun semakin lama. 

Melalui seminar ini, diharapkan dokter yang hadir dapat memahami informasi peranan pemeriksaan Penyakit Ginjal Kronis , serta penegakan diagnosis dan tata laksana yang lebih dini agar pencegahan dan penanganan dapat dilakukan lebih baik.  

Seminar itu berjalan dengan sukses dan interaktif, serta enjadi media diskusi dan berbagi pengalaman bagi para dokter. Selain seminar hari ini, Prodia juga akan memfasilitasi seminar di kota-kota lain dengan topik tematik kesehatan lainnya untuk membuka ruang pengembangan bagi para dokter. 


Dilain hari Prodia, juga menggelar seminar bagi masyarakat awam tentang ginjal kronis. 

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi (Sp.PD-KGH) RSUP M. Djamil Padang, Sumatera Barat menilai kepedulian masyarakat Sumatera Barat untuk memeriksa ginjal secara rutin sebagai langkah preventif masih sangat rendah. 

"Rata-rata masyarakat datang ke fasilitas kesehatan bila sudah merasakan gejala penyakit ginjal. Dan itu biasanya sudah kronis. Jarang sekali yang datang untuk pemeriksaan rutin sebagai upaya pencegahan," katanya di Padang, Minggu. 

Ia mengatakan itu usai memberikan materi dalam Seminar Nasional dengan tema Mengenal Penyakit Ginjal Kronis yang digelar jaringan laboratorium klinik Prodia di Padang. 

Menurutnya penyakit ginjal kronis bisa dicegah dengan deteksi dini melalui pemeriksaan rutin di fasilitas kesehatan. Dengan deteksi dini maka penatalaksanaan penanganan bisa lebih baik. 

Namun kepedulian masyarakat untuk melakukan hal itu di Indonesia termasuk di Sumbar masih sangat rendah. Padahal pengobatan untuk penyakit ginjal kronis membutuhkan biaya yang cukup besar. 

"Menilik data, penyakit ginjal merupakan salah satu komponen pembiayaan terbesar yang harus ditanggung oleh BPJS Kesehatan," ujarnya. 

Ia mengapresiasi peran Prodia yang berupaya memberikan penyadaran pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin termasuk ginjal kepada masyarakat melalui seminar yang digelar di Padang. 

Ia berharap ke depan kesadaran masyarakat Sumbar akan tergugah sehingga penyakit-penyakit kronis bisa diantisipasi sejak awal sehingga kasusnya bisa ditekan.

Tentang PT Prodia Widyahusada Tbk.

Laboratorium klinik Prodia didirikan pertama kali di Solo pada 7 Mei 1973 oleh beberapa orang idealis berlatar belakang

pendidikan farmasi. Sejak awal, Andi Widjaja beserta seluruh pendiri lainnya tetap menjaga komitmen untuk mempersembahkan hasil pemeriksaan terbaik dengan layanan sepenuh hati.

Seluruh cabang Prodia telah mendapatkan akreditasi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Salah satunya dari College of American Pathologist (CAP), sebuah Lembaga profesi bidang laboratorium kesehatan di Amerika Serikat yang mendapatkan pengakuan internasional – selama 10 tahun berturut-turut. Dengan Akreditasi CAP ini, kualitas standar suatu Laboratorium klinik dinilai berdasarkan acuan Internasional, karenanya hasil Prodia dapat dipergunakan tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di mancanegara. Sehingga kualitas hasil tes dari laboratorium Prodia sejajar dengan laboratorium internasional.

Pada 7 Desember 2016, Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana Prodia sebagai emiten ke-15 di tahun 2016, dengan kode saham “PRDA”. Dalam aksi korporasi itu, Prodia telah menawarkan saham perdana sebanyak 187,5 juta lembar saham. Dengan demikian, dana yang diraih dari penawaran umum perdana saham (IPO) perseroan mencapai sebesar Rp 1,22 triliun.

Hingga saat ini, Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 276 outlet, termasuk di 75 kota dan kabupaten di 34 provinsi di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya merupakan Prodia Health Care yakni layanan wellness clinic yang berbasis personalized medicine serta specialty clinics yang terdiri dari Prodia Children’s Health Centre, Prodia Women’s Health Centre dan Prodia Senior Health Centre.

Prodia telah meluncurkan Kontak Prodia diantaranya call centre 1500-830 dan personal assistant virtual berbasis online Tanya Prodia (TANIA) yang dapat diakses melalui Whatsup 08551500830, Telegram: @prodia.id, Facebook Messenger: @prodia.id dan Website Prodia: www.prodia.co.id. Layanan Prodia juga dapat dijangkau melalui Aplikasi Mobile Prodia

(Prodia Mobile Apps) yang dapat diunduh melalui App Store & PlayStore.

0 Comments