Inilah Karya Siswa SMTI Padang yang Diciptakan Saat Pandemi

 

Kepsek SMTI Padang, Sylvi mendampingi Juru Bicara Kementerian Perindustrian RI, Febri Hendri Antoni Arif, menyaksikan tong sampah buka tutup sendiri. Tong sampah otomatis itu hasil karya siswa SMTI saat pandemi. Ist

PADANG-Wabah pandemi Covid-19 hingga kini belum berakhir. Kondisi itu terus saja dimanfaatkan instansi atau sekolah dalam menghasilkan karya. Seperti di SMTI Padang misalnya. Siswa di sekolah kejuruan itu membuat tong sampah yang bisa tutup sendiri tanpa disentuh secara fisik.

 

"Ya, inilah karya siswa kami jurusuan Teknik Otomasi Industri," kata Sylvi, usai dikunjungi Juru Bicara Kementerian Perindustrian RI, Febri Hendri Antoni Arif, belum lama ini.

 

Dikatakan Sylvi, tong sampah buka tutup dibuat untuk membantu masyarakat guna terhindar menyentuh tong sampah ketika membuang sampah. Dengan mendekatkan tangan maka tong sampah terbuka sendiri, sehingga masyarakat tak perlu kuatir tangannya akan kotor.

 

"Tong sampah yang bisa buka tutup sendiri ini akan lebih dikembangkan ke depannya. Kami juga akan memproduksinya sehingga seluruh ruangan dan sekolah ini memiliki tong sampah otomatis ini," terang Sylvi.

 

Selain tong sampah otomatis buka tutup, siswa SMTI Padang juga membuat aplikasi yang berguna untuk mematikan dan menghidupkan listrik di rumah. Melalui aplikasi itu nantinya masyarakat bisa mematikan dan menghidupkan listrik saat seseorang jauh dari rumah.

 

"Jadi kalau sesorang lupa mematikan listrik di rumah saat berpergian, maka mereka tinggal menekan tombol pada aplikasi yang sedang kami siapkan. Saat ini masih dilakukan tahap uji coba di satu ruangan, ke depan semua ruangan akan menggunakan aplikasi ini untuk mematikan dan menghidupkan listrik," terang Sylvi.

 

Selain tong sampah otomatis dan aplikasi listrik hidup mati jarak jauh, siswa SMTI juga membuat lampu tidur yang bisa dihidup dan matikan dengan cara tepuk tangan.

 

Siswa SMTI Padang saat ini melakukan proses PBM dengan ruangan yang serba terbatas, untuk itu pihak sekolah mengharapkan bangunan atau gedung baru yang lebih representatif. Sehingga siswa mereka bisa belajar lebih aman dan nyaman.

 

"Kami dari sekolah sangat berharap perhatian lebih dari Kemenperin, sebab gedung yang ada sekarang kurang memadai untuk PBM siswa dengan segala praktiknya. Saat ini ada beberapa lokasi yang dipilih, namun belum ada yang pasti. Semoga secepatnya kami bisa memiliki gedung baru dan bisa segera pindah ke sana," terangnya.

 

Di SMTI saat ini terdapat 530 siswa dengan tiga angkatan. Beberapa waktu lalu sebanyak 173 siswanya juga sudah diwisuda. Dari jumlah itu 80 persen di antaranya sudah bekerja di industri, 20 persen lainnya memilih untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. YL

0 Comments