Sumbar Miliki Potensi Kopi Arabika Terbaik

Audiensi Pengurus Asosiasi Kopi Minang dengan Wakil Gubernur Sumbar, Audu Joinaldy, Senin (7/6) di ruang kerja Wakil Gubernur Sumbar. Ist 


PADANG-Sumbar memiliki kualitas kopi Arabika terbaik. Sayang kopi berkualitas bagus ini belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri. 


“Kita ingin nama kopi Sumbar terangkat di ranah kita sendiri dulu, baru bicara nasional dan luar negeri. Sumbar penghasil kopi ternyata selama ini masyarakatnya masih menggunakan kopi dari luar, seperti kopi dari Medan, Sumatera Utara,” kata Ketua Asosiasi Kopi Minang, I putu mulya agung wahyudi, kepada Singgalang, Rabu (9/6) di Padang. 


Dijelaskannya, selama ini kendala dalam memasarkan kopi asal Sumbar, lebih kepada konsistensi produk. Di Sumbar ada lima hingga enam titik daerah penghasil kopi. Namun, masing-masing daerah memiliki kondisi tantangan geografis yang berbeda. Sehingga, dibutuhkan konsistensi dalam proses panen sampai menghasilkan biji kopi mentah. 


“Karena itu perlu diseragamkan standar prosesnya pengolahannya hingga panen menjadi biji kopi dengan  standar kopi yang baik. Seperti sentra penghasil kopi di Solok dengan kopi Solok Radjo, yang proses pengelolaannya mulai dari menanam hingga panen dan menghasilkan biji kopi mentah yang sudah memenuhi standar yang baik” harapnya.


Putu mengungkapkan, kopi specialty terbaik yang dimiliki Sumbar saat ini adalah jenis arabika. Kopi jenis ini jumlahnya tidak banyak tapi kualitasnya terbaik. 


“Dengan jumlah sedikit tapi dijual dengan kopi kualitas yang sangat bagus. Kita hadir untuk mengelola dan mengajak petani serta edukasi masyarakat bahwasannya ini lho kopi terbaik di Sumbar. Bagaimana masyarakat Sumbar tahu dan menyadari kita punya potensi kopi terbaik,” ujarnya. 


Asosiasi Kopi Minang, mengawali program dan kegiatannya untuk mengangkat brand kopi Minang, dengan melakukan standarisasi proses pengelolaannya. Sehingga hasilnya konsisten dan pada akhirnya memiliki value atau nilai jual. Cara lainnya, mengangkat nilai produk dari sisi marketing. Seperti silahturahmi ke OPD di lingkungan Pemprov Sumbar dan Gubernur serta Wagub Sumbar. 


Pembina Asosiasi Kopi Minang, Fajaruddin mengatakan, hadirnya kopi specialty arabika ini sudah berjalan selama 10 tahun. 


“Kita ingin mendorong lebih baik lagi, supaya kopi arabika ini masuk dalam standar specialty premium. Butuh luasan dan produksi yang bertambah, karena permintaan untuk kopi standar specialty premium meningkat,” ujarnya.


Mantan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumbar itu juga berharap Asosiasi Kopi Minang dapat menjadi mitra Pemprov Sumbar dan OPD terkait. 


“Kita ingin menyampaikan, inilah program dan kegiatan kami. Kami berharap ada kegiatan dan program di Pemprov Sumbar terkait dengan kopi ada keterlibatan Asosiasi Kopi Minang,” harapnya. 


“Anggota Asosiasi Kopi Minang  bergerak tidak hanya di bidang kopi saja tapi juga komoditi lain. Bisa sayur, kol dan bawang dan lainnya. Kita akan gabungkan dengan program pariwisata. Sehingga terintegrasi seperti yang dilakukan di Solok melalui Solok Radjo. Selain kopi di sana juga sudah memasarkan agro wisata. Jadi sudah ada yang mulai,” ungkapnya.


Disebutkannya, asosiasi Kopi Minang merupakan organisasi yang anggotanya terdiri dari petani, coffee shop hingga barista di Provinsi Sumbar, dengan jumlah keanggotaabn mencapai 160 orang. 

Organisasi ini hadir dengan program dan kegiatannya fokus pada pengembangan brand kopi di Sumbar. Tujuan organisasi ini hadir, agar nama kopi dari Sumbar terangkat di ranahnya sendiri. YL


0 Comments