Ratusan Warga Sumbar Meninggal karena Covid, Masihkah Anda Abai?

Ilustrasi


PADANG-Angka pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia di Sumbar terus bertambah. Data dari Juru Bicara Satgas Covid-19 Sumbar, Senin (19/4) warga Sumbar yang meninggal karena terjangkit corona tiga orang. Total yang meninggal karena virus menular itu sudah 747 orang.


"Ya, pasien positif Covid-19 yang meninggal terus bertambah. Kami berharap masyarakat jangan abai lagi. Ini masalah serius, mohon ikutilah prokes bagi yang sudah abai," terang Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, Senin (19/4).


Disebutkannya, Senin (19/4) PR Covid Sumbar sudah ada di angka 21.5 persen. Padahal, di awal pekan lalu, PR Sumbar masih 12 persen,lalu naik menjadi 16 persen pada Jumat (16/4).


Hingga, Senin (19/4) angka pasien positif di Sumbar sudah 34.226 orang Warga Sumbar terinfeksi covid-19. Terjadi penambahan 89 orang warga sumbar positif terinfeksi covid-19. Sembuh bertambah 57 orang, sehingga total sembuh 31.834 orang


Dari 34.226 orang yang telah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat, dirawat di berbagai rumah sakit 365 orang (1,07%), isolasi mandiri 1138 orang (3,32%), isolasi Provinsi 0 orang (0%), isolasi Kab/ Kota 142 orang (0,41%). Meninggal dunia 747 orang (2,18%) dan asembuh 31.834 orang (93,01%).

 

Tim Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Baso dibawah pimpinan dan penanggungjawab Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc melaporkan 413 sample yang diperiksa di Fak. Kedokteran Unand, terkonfirmasi tambahan 89 (delapan puluh sembilan) orang warga Sumbar positif terinfeksi covid-19. Kesembuhan pasien covid-19 setelah 2x konversi negatif bertambah 57 orang dan meninggal bertambah 3 orang.

 

Warga Sumbar terkonfirmasi positif sebanyak 89 orang dengan rincian, Kota Padang 34 orang, Kota Padang Panjang 1 orang,  Kota Solok 4 orang, Kabupaten Padang Pariaman 27 orang, Kabupaten Solok 2 orang, Kabupaten Tanah Datar 11 orang, Kabupaten Kep. Mentawai 10 orang


Pasien sembuh sebanyak 57 orang, dengan rincian, Kota Padang 20 orang, Kota Padang Panjang 2 orang, Kota Bukittinggi 8 orang, Kota Payakumbuh 3 orang, Kota Sawahlunto 5 orang, Kota Pariaman 1 orang, Kabupaten Solok 2 orang, Kabupaten Tanah Datar 3 orang, Kabupaten Pesisir Selatan 1 orang, Kabupaten Kep. Mentawai 2 orang dan Kabupaten Solok Selatan 10 orang.


"Warga yang meninggal Senin ini, 3 orang. Kota Padang 1 orang dan Kabupaten Solok 2 orang," terang Jasman.


Sementara, berdasarkan hasil perhitungan 15 indikator data onset pada minggu ke-57 pandemi covid-19 di Sumatera Barat oleh Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Barat, maka mulai tanggal 18 April 2021 sampai tanggal 24 April 2021, Kabupaten Limapuluh Kota masih berstatus zona merah. Zona oranye atau risiko sedang terdapat di 13 kabupaten/kota. Yakni Kota Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Dharmasraya, Kota Payakumbuh, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Solok Selatan, Kota Sawahlunto, Kabupaten Solok dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.


"Minggu lalu daerah dengan zona oranye hanya 9 kini naik jadi 13 daerah," terangnya.


Jasman mengingatkan, masyarakat untuk kembali menjalankan prokes Covid-19 dengan ketat, sebab saat ini makin banyak yang abai. Sehingga status Sumbar yang kini masuk kategori oranye tidak berubah menjadi merah.


Ahli Epidomologi Unand, Defriman mengatakan naiknya PR Sumbar harus disikapi dengan stategi ketika kasus Covid-19 naik di Sumbar.


"Strategi sudah ideal yang kita kenal 5M & 3T, yang dibutuhkan konsistensi dalam implementasi di lapangan. Jalan tengah pemerintah yg diambil ketika ekonomi berjalan dan kondisi pandemi. Skenario ini, kepala daerah harus jeli dan komprehensif menilai serta mengevaluasi berbasis data evidence," terang Defriman.


Disebutkannya, tahun lalu dia terus mengulangnya. Istilah yang dia sampaikan dulu di depan gubernur, wakil gubernur serta bupati/walikota jangan gadaikan masyarakat.


"Ketika remote control itu diserahkan kepada masyarakat, kasihan tenaga kesehatan, karena kapasitas sistem kesehatan kita yg saat ini terbatas,"sebutnya. YL

0 Comments