Pembangunan Terminal Anak Air Padang Dikebut, 2021 Mulai Beroperasi



PADANG - Pembangunan Terminal Tipe A di Anak Air, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang dikebut. Ke depan terminal tersebut hendaknya dapat menjadi percontohan secara nasional untuk pengelolaan, bukan hanya menjadi pajangan.


Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah III Sumbar menargetkan terminal tersebut sudah beroperasi pada tahun 2021. Sekarang pengerjaan sudah mencapai 60 persen.


Harapan itu disampaikan Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi, DR. Umar Aris saat mengunjungi pembangunan terminal tersebut, Sabtu 12 September 2020.


Dikatakannya, saat ini pembangunan fisik terminal ini sedang dikebut pengerjaannya. Jika rampung nanti, hendaknya pengoperasian terminal dapat melibatkan semua pihak. Termasuk pengusaha transportasi, dan elemen masyarakat lainnya. Sehingga fungsi terminal terujud dengan baik.


"Mari bicarakan pemanfaatan terminal ini. Saya percaya konsep yang telah dirancang oleh BPTD, bagus diterapkan. Inilah yang perlu dibicarakan bersama, seiring jalannya proses pembangunan terminal ini," ujar Umar Aris, didampingi Kepala BPTD Wilayah III Sumbar, Deny Kusdyana, saat meninjau terminal di Kelurahan Batipuh Panjang itu, Sabtu (12/9/2020) siang.


Dikatakannya, Terminal Anak Air harus benar-benar bermanfaat. Jangan seperti terminal-terminal terdahulu, jadi hiasan saja. "Saya sudah bicara dengan Kepala BPTD, Kadishub, bagaimana caranya mengkondisikan terminal ini menjadi sesuatu yang dibutuhkan masyarakat, dan Pengusaha Oto," ujarnya.


Dijelaskannya, Kemenhub RI sebagai regulator, kata Umar Aris, menginginkan bus-bus yang berangkat dari Terminal Anak Air, betul-betul terjamin laik jalan. 


Selain fungsional termonal, multiplier effect terminal juga harus bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar. Seperti UMKM, kerajinan tangan, dan oleh-oleh dari Sumatera Barat, minum kopi di sini. 


"Inikan multiplier effect yang pasti kita semua menginginkannya. Semua ini akan saya laporkan kepada bapak menteri dan bapak dirjen, bahwa ini semua patut disyukuri. Kami hanya mengimbau stakeholders dan pers sama-sama mensukseskannya. Mari beri masukan dan saran-saran positif,"ulasnya.


Menurutnya, saat ini pihaknya sudah memikirkan sarana dan prasarana pendukung seperti akses jalan keluar masuk yang memadai, agar terintegrasi dengan moda transportasi lain. Semuanya akan diujudkan berkolaborasi dengan berbagai stakholder yang ada di Kota Padang.


Dijelaskannya, Terminal Anak Air yang posisinya di tengah-tengah, butuh dukungan semua pihak. Aksesnya harus ada, angkutan keluar masuk penumpang juga harus tersedia. Saya dengar armada Trans Padang siap melayani rute ke terminal. 


"Kita inginnya simultan, bersama-sama. Jangan sampai kita saja yang berlari kencang, di sana belum. Jadi memang harus ada road map-nya. Bikin dokumen rencana kerja rinci yang mengintegrasikan seluruh pelaksanaan rencana program dan kegiatan dengan rentang waktunya," harapnya.


Kepala BPTD Sumbar, Deny Kusdyana menargetkan terminal yang dibangun dengan biaya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tersebut dapat dioperasikan pada 2021. "Tentunya ini masih banyak fasilitas pendukungnya, mobiler dan sistemnya yang harus dibereskan. Kita inginnya berkesinambungan,  tidak sembrawut," ujar Deny.


Terminal ini dibangun di lahan Pemko Padang seluas 4,5 hektare, dengan dana SBSN senilai Rp72 miliar. Diperkirakan 2,7 hektare terpakai untuk terminal dan selebihnya untuk pembangunan area komersil serta balai pengujian kendaraan bermotor.


YS

0 Comments