Panen Perdana Bibit Kentang di Solok Lebihi Target, Begini Prosesnya


AROSUKA-Untuk pertama kalinya Jajaran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat panen perdana kegiatan produksi benih Kentang, Jumat (10/7) di Taman Sains Pertanian Kebun Percobaan Sukarami, Kabupaten Solok.

Panen bibit kentang di lahan seluas 0,8 Hektare, lebih sebagai jawaban atas program strategis Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhan benih.

“Kita berusaha menyediakan kebutuhan benih di Sumatera Barat, karena  khususnya Kentang, saat sekarang ketersediaan benih sangat minim dan untuk mendapatkan memang sangat sulit," kata Kepala BPTP Sumbar Dr.  Drs.  Jekvy Hendra,  M. Si disela-sela panen perdana benih Kentang tersebut.

Dikatakan, selama ini, untuk mendapatkan bibit Kentang Granola (G0) hingga G1, petani harus jauh-jauh mencari ke penggalengan Jawa Barat. Karena alasan itu, melalui kerjasama dengan BPSB yang akan memantau kemudian memonitor, pihaknya mengupyakan mengadakan kebutuhan bibit-bibit berkualitas sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang sudah ada.

“Langkah ini sekaligus untuk mendesiminasikan (menyebarluaskan) semua item kegiatan yang menyangkut dengan penelitian  di badan Litbang untuk  kepada masyarakat,” jelas Jekvy Hendra.

Dalam hal persediaan bibit Kentang, tahun 2020 BPTP Sumbar menargetkan mencapai sekitar sekitar 8 ton. Namun dari komposisi yang ada, bisa dicapai sebanyak 16 ton,atau da kali lipat dari target.

Kepala BPTP Sumbar berharap,  dengan keberadaan benih  bisa membantu kebutuhan bibit Kentang Sumatera Barat, sehingga jajaran Dinas Pertanian tidak kesulitan lagi untuk menyediakan kebutuhan benih yang  sangat tinggi sekali untuk Sumatera Barat.

“Benih ketang ini memang sangat dibutuhkan, sangat dicari dan kesulitan mendapatkannya. Untuk pengembangan sentra bibit Kentag di daerah Kabupaten Solok, khususnya konsetransikan di kawasan Sukarami, Bukit Gompong, kemudian juga di Alahan Panjang, “ jelasnya.

Terkait kegiatan itu, sesuai tupoksinya mengawasi peredaran benih, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Sumatera Barat ikut mendorong bagaimana ketersediaan benih unggul yang ada di Sumatera Barat.

“Jadi, panen ini dalam rangka  mengawasi kegiatan produksi,” sebut Kepala BPSB Sumbar Ir. Irawati  MP.

Menurutnya,  benih ini ada tingkatannya, seperti bagaimana G0 nanti  menghasilkan G-1 dan kemudian menghasilkan kentang G2. Bibit G2 inilah yang nanti bisa ditanam oleh masyarakat.

“Kalau G0 dan G1 itu, belum bisa diperbanyak oleh petani. Petani baru bisa menanam G2. G2 ditanam itu baru bisa menghasilkan kentang untuk konsumsi,” papar Irawati.

Pihaknya memiliki program  pengembangan Kentang yang dananya berasal dari APBD maupun APBN. Tetapi sulitnya selama ini, benih kentang selalu didatangkan dari provinsi lain. Seperti Penggalengan Jawa Barat.

Tersebab ketersediaan benih kentang masih sedikit, sekarang BPTP sudah berusaha mengembangkan untuk meningkatkan ketersediaan benih di Sumatera Barat. Kegiatan inilah yang di awasi oleh BPSB mulai dari awal mau tanam hingga dilakukan panen.

Setelah panen nanti diperiksa lagi untuk selanjutnya akan diberi label disertifikasi, keluarlah nanti benih atau benih sebar yang akan ditanam oleh petani.

“Jadi BPSB fungsinya adalah mengawasi. Ketika BPTP akan ada pengembangan kegiatan atau menghasilkan benih, kita diberi tahu untuk pengawasan untuk masalah penelitian dan mencukupi kebutuhan kebutuhan Benih,” sebut Irawati.

Sementara itu, Hanif Gusrianto, SST melaporkan, guna mendukung ketersediaan benih kentang di Sumatera Barat, BPTP selaku salah satu perpanjangan tangan Kementerian Pertanian di daerah melalui program strategisnya melakukan kegiatan produksi benih kentang, yang  nantinya akan menghasilkan benih kentang kelas G2.

Kegiatan pembenihan selain dilakukan di Taman Sains Pertanian Kebun Percobaan Sukarami seluas 0.8 ha, juga ada dilahan kelompok tani Tunas Madani dan Sinar Harapan Kecamatan Danau Kembang seluas 0.8 ha. Di kedua lokasi ini telah dilakukan penanaman pada 26 maret dan 7 Mei 2020.

Diakui, dalam hal melakukan kegiatan produksi benih, BPTP Sumatera  Barat  tidak berjalan sendiri. Untuk mendapatkan benih  bersertifikat, selama proses kegiatan selalu dilakukan pengawasan oleh BPSB Sumbar. Pengawasan diawali dengan pemeriksaan benih pokok,  pemeriksaan lapangan sebelum penanaman, serta pemeriksaan pada saat pertumbuhan vegetatif dan generatif, pemeriksaan berikutnya dilakukan saat panen dan setelah panen ketika benih sudah tersimpan digudang.

“Setelah benih diproses sesuai SOP, maka benih tersebut dinyatakan baik apabila sertifkat sudah dikeluarkan oleh BPSB,” tuturnya.

Hanif menyebutkan, selain mentaati SOP perbenihan, harus diiringi  dengan teknik budidaya yang baik seperti pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit tepat sasaran, sanitasi kebun, pembumbunan serta teknik panen dan penangan setelah panen.

“Cara lain yang dilakukan untuk mendapatkan benih yang bersertifikat, yaitu dengan cara menambah umur simpan benih dalam tanah. Seleksi alam ini dirlakukan agar calon benih yang dihasilkan benar-benar sudah terbebas dari penyakit,” tuturnya. Dtrs