![]() |
Marlena |
PADANG PANJANG -Inilah kisah dedikasi seorang Penyuluh Agama Islam (PAI) Kota Padang Panjang bernama Marlena, yang kini bersiap mewakili Sumatera Barat di ajang bergengsi Pemilihan PAI Award Tingkat Nasional 2025.
Dengan rekam jejak sebagai guru, Marlena terpilih di kategori penguatan moderasi beragama, sebuah bidang yang memang menjadi fokus dan perhatian seriusnya.
Ketekunan Marlena tidaklah mengejutkan. Tahun 2024 lalu, ia sudah menjadi duta Kota Padang Panjang untuk kategori yang sama dan berhasil meraih posisi kedua di tingkat provinsi. Berbekal pengalaman tersebut, pada tahun 2025 ini, ia kembali dipercaya mewakili Kota Serambi Mekah. Kegigihan dan keunggulan program penyuluhannya akhirnya membuahkan hasil manis: juara pertama tingkat provinsi, yang mengantarkannya ke kancah nasional.
"Tahun 2024 saya mengunggulkan program Kampung Moderasi Beragama, untuk tahun ini program yang saya unggulkan adalah pembinaan mualaf. Alhamdulillah saya dipercaya mewakili Sumbar, semoga saya bisa masuk nominasi dan meraih hasil terbaik," tutur Marlena saat ditemui di KUA Padang Panjang Barat, Selasa (17/6).
Marlena membeberkan tiga alasan mendasar mengapa ia memilih mualaf sebagai sasaran utama penanaman nilai-nilai moderasi beragama. Pertama, mualaf adalah individu yang baru memeluk Islam, yang imannya masih memerlukan fondasi kuat, sehingga bimbingan intensif sangat diperlukan untuk mempelajari agama. Kedua, semangat yang membara dalam mendalami Islam, jika tidak dibimbing dengan benar, berisiko mengarahkan mereka pada sumber-sumber yang kurang tepat, radikal, bahkan menyesatkan. Ketiga, latar belakang keluarga mualaf seringkali ditandai dengan perbedaan keyakinan, yang membutuhkan pemahaman moderasi untuk menjaga keharmonisan.
"Penanaman nilai-nilai moderasi beragama ini dilakukan dengan tujuan agar mualaf yang ada di Kota Padang Panjang dapat menerima perbedaan dan tidak eksklusif dalam keberagamaan, serta dapat mempelajari dan memahami agama Islam dengan baik. Agama Islam yang Rahmatan Lil’alamin sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW," jelas Marlena dengan gamblang.
Saat ini, Marlena secara rutin membina enam orang mualaf, dengan mendatangi rumah mereka satu kali dalam seminggu. Hasilnya sungguh menggembirakan. "Meski mereka berbeda keyakinan dengan anggota keluarganya, namun mereka bisa menerima perbedaan itu dengan baik. Mereka bisa bertoleransi dan saling menghormati, silaturahmi tetap terjalin baik," pungkasnya, menunjukkan keberhasilan pendekatan personal dalam menginternalisasi nilai-nilai moderasi. JS
0 Comments