Pemodelan Simulasi EMTP Pengaruh Kelembaban Dan Suhu Terhadap Tegangan Flashover Pada Isolator di Saluran Transmisi Koto Panjang – Payakumbuh




Maya Nily Agustin

Mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Padang

 

Isolator adalah perangkat yang mendukung kabel konduktor pada tonggak listrik digunakan untuk memisahkan beberapa kabel secara elektrik untuk mencegah aliran arus atau kerusakan pada sistem. 

Isolator pada tegangan tinggi dapat terkontaminan oleh polutan melalui udara berupa lumut dan debu. Koto Panjang-Payakumbuh memiliki tingkat flashover yang tinggi sebesar 82% di daerah perbukitan, 16 % di daerah sawah dan 2% di gurun. 


Tingginya tingkat flashover di daerah perbukitan mengakibatkan turun nya kinerja pada isolator yang diakibatkan oleh tingginya kontaminan di daerah tersebut, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya flashover. Tingginya gangguan yang diakibatkan sambaran petir, hal ini disebabkan karena Indonesia terletak di daerah tropis yang mengakibatkan terjadinya hari badai sangat tinggi yaitu 100-200 hari guruh per tahun.  


Saluran transmisi Koto Panjang-Payakumbuh memiliki intensitas petir yang tinggi, yakni 60% menara transmisi terletak di daerah perbukitan dan berbatu yang menjadi sasaran utama petir. 

Terjadinya flashover akan membuat sistem tramsmisi menjadi terganggu. Maka kecendrungan untuk mendapat kontaminan semakin besar dimenara diatas bukit sehingga peluang terjadi flashover lebih tinggi.


Pada pemodelan EMTP ini di inputkan variabel kelembaban dan suhu ke dalam bentuk rumus turunan resistansi pentanahan menara. Selanjutnya pemodelan EMTP ini juga memodelkan karakteristik arrester dan tanpa arrester. 


Arrester pada pemodelan EMTP ini berfungsi sebagai pemotong tegangan lebih yang terjadi saat flashover. 


Berdasarakan simulasi EMTP terhadap kelembaban dan suhu dengan arrester dimana nilai tegangan flashover tertinggi 1.9241 MV terjadi pada kelembaban 76.8% dan 77.7% dengan suhu 29.9°C dan 30.5°C, sedangkan tegangan terendah yaitu 1.958 MV dengan kelembaban 80.1% dan suhu 29.9°C. 

Berdasarakan simulasi EMTP terhadap kelembaban dan suhu dengan tanpa arrester dimana nilai tegangan flashover tertinggi 1.9586 MV terjadi pada kelembaban 76.8% dan 77.7% dengan suhu 29.9°C dan 30.5°C. Sedangkan tegangan terendah yaitu 1.958 MV dengan kelembaban 80.1% dan suhu 29.9°C


1. Pengaruh Kelembaban pada Tegangan Flashover


Kelembaban yang tinggi juga dapat menyebabkan terbentuknya polutan pada permukaan isolator, yang akan menurunkan tingkat kinerja dari isolator pada saluran transmisi Koto Panjang-Payakumbuh. 

Kelembaban yang tinggi mempercepat reaksi antara kadar uap air dan polutan udara. Reaksi ini menghasilkan zat lain, baik polutan sekunder maupun zat yang tidak berbahaya. 


Kelembaban udara dapat menyebabkan terbentuknya lapisan kondensasi air pada isolator, yang dapat mengurangi kemampuan isolator untuk mengisolasi konduktor. Ini dapat menyebabkan tegangan flashover lebih mudah terjadi.


Dilihat dari pengujian menggunakan software EMTP-ATP terhadap kelembaban, di dapatkan semakin tinggi kelembaban maka tegangan flashover pada isolator semakin menurun.


2. Pengaruh Suhu pada Tegangan Flashover


Suhu atau disebut juga temperatur adalah suatu ukuran menunjukan seberapa panas atau dingin nya suatu benda dengan menggunakan alat termometer. Karena Tegangan tembus dipengaruhi dari keadaan udara di sekeliling. Suhu menandakan panas atau tidak suatu benda dengan semakin meningkatnya suhu maka semakin panas benda.

Dilihat dari pengujian menggunakan software EMTP-ATP dapat dilihat hasil grafik terhadap suhu semakin tinggi suhu, maka tegangan flashover akan semakin meningkat

0 Comments