Percepat Vaksinasi Sapi, Pemprov Sumbar Libatkan TNI dan Polri



 Wagub Sumbar Audy Joinaldy suntikan vaksin PMK pada Gebyar Penandaan (tagging) Ternak dan Vaksinasi PMK di Jorong Tigo Tumpuak, Nagari Taluak, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar.Ist


PADANG-Pemerintah Provinsi Sumatera Barat minta bantuan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia (TNI-POlri) guna  percepatan vaksikan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sumbar. Ditargetkan 15 Desember 2022 semuanya tercapai 100 persen.

Vaksin yang sudah datang sebanyak 116 ribu vaksin. Dari jumlah itu sebanyak 70 ribu sudah disuntikan.

"Kita ditargetkan 15 Desember sudah mencapai 100 persen. Angka ini berbeda dengan vaksin covid-19 yang hanya ditarget 70 persen. Tapi kita optimis dapat tercapai,"sebut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Erinaldi, Rabu (2/11) di Padang.

Dikatakannya, secara keseluruhan sapi dan kerbau di Sumbar mencapai 500 ribu ekor. Populasi tersebut tersebat pada semua kabupaten dan kota.

Hanya saja, populasi tersebut tidak semuanya yang berada di kandang. Sebagian besar ada yang lepas di lahan-lahan warga. Begitu juga dengan di ladang sawit dalam bentuk integrasi sapi dan sawit.

"Jadi untuk awal-awal ini kita mengutamakan sapi yang berada di kandang,"sebutnya.

Dalam melaksanakan vaksinasi tersebut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar berharap dukungan dari TNI dan Polri. Karena penanganan PMK juga dibawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Kita memang berharap ada dukungan dari TNI dan Polri. Terutama untuk mengumpulkan ternak masyarakat,"katanya.

Pemprov Sumbar akan melakukan vaksinasi dari satu tempat ke tempat lainnya dengan mengumpulkan ternak warga. Pada satu nagari akan dihimpun satu tempat, maka petugas langsung melakukan vaksinasi.

Gebyar vaksinasi sudah dilakukan di dua tempat, seperti di Jorong Tigo Tumpuak, Nagari Taluak, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar. Kemudian di Kabupaten Limapuluh Kota.

"Kalau memvaksinnya cepat, hanya saja untuk mengumpulkan ternak warga ini yang agak lama. Untuk itu kita sangat berharap dukungan TNI dan Polri,"ulasnya lagi.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy menyatakan Pemprov Sumbar minta tolong pada TNI-Polri untuk percepatan vaksinasi PMK pada ternak warga. 

"Ini harus dipercepat. Kita minta tolong juga teman-teman dari TNI-Polri, dari Unand, Politani, dan SMK Peternakan untuk terlibat membantu menggerakan vaksinasi di seluruh Sumatera Barat," tegas Wagub.

Dikatakan Audy, pemerintah daerah telah mendapat bantuan operasional untuk vaksinasi dan penandaan ternak. Oleh sebab itu gerakan vaksinasi PMK dan LSD tersebut harus disegerakan. Khususnya di kabupaten dan kota yang menjadi kantong-kantong ruminansia di Sumatera Barat.

Nantinya ternak yang sudah divaksin akan mendapat penanda berupa ear tag yang dilengkapi dengan QR Code. Penanda kemudian dapat di-scan melalui aplikasi identik PKH dari Kementerian Pertanian untuk mengetahui riwayat vaksin dan indentitas pemilik atau peternak. 

Ke depan kata Wagub, hanya ternak yang sudah memiliki ear tag ini yang boleh diperjual-belikan di pasar ternak.

"Kalau belum ditandai ear tag, sapinya belum bisa diperjual-belikan. Jadi ini harus diberikan pengertian pada peternak," lanjutnya.

Untuk Provinsi Sumatera Barat, pemerintah telah mengalokasikan satu juta dosis vaksin dan lima ratus ribu ear tag. Ditargetkan hingga 15 Desember nanti seluruh ternak di Sumatera Barat sudah mendapat vaksin PMK dan LSD. 

Diketahui hingga saat ini baru sapi perah yang sudah 100 persen divaksin, sementara sapi potong Masih jauh dari target.YS

0 Comments