Stunting Kabupaten Sijunjung Tinggi dari Nasional

Penyerahan Bantuan kepada keluarga beresiko stunting bersama Kepala BKKBN, Wagub, Bupati Sijunjung dan Kaper BKKBN Sumbar.


SIJUNJUNG-Prevalensi stunting Kabupaten Sijunjung cukup tinggi dari nasional yaitu 30,1. Sementara prevalensi stunting Indonesia diangka 24,4 dan Sumatera Barat (Sumbar) di angka 23,3, di bawah angka nasional,


Meski begitu, menurut Kepala BKKBN RI, Dr (HC) dr.Hasto Wardoyo, bukan hal yang mustahil Kabupaten Sijunjung bisa menurunkan angka stunting hingga 14 persen sesuai dengan target Presiden. Hal itu terlihat dari komitmen Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Sijunjung sampai dengan aktor utama atau ujuk tombak yaitu tim pendamping keluarga perannya sangat menentukan. 


"Kolaborasi Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari Bidan, Kader PKK dan Kader KB yang siap mendampingi keluarga beresiko stunting dan calon pengantin keluarga, saya yakin bisa," katanya optimis, saat memberikan sambutan dalam acara gebyar temu kader BKKBN se-kabupaten Sijunjung bersama Kepala BKKBN RI, Dr (HC) dr.Hasto Wardoyo, di gedung Kab.Sijunjung, Senin (30/5). 


Ia mengatakan, hal itu juga diperkuat lagi dengan status Sumbar sebagai salah satu provinsi dengan ketahanan pangan yang sangat baik, peran Ninik Mamak, Alim Ulama, Cerdik Pandai, Bundo Kandung serta Orang Rantau tentunya bisa membantu menyiapkan Generasi Sehat dan Cerdas di Sumbar.


"Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi, intervensi paling menentukan adalah pada masa 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK). Jika masa ini diabaikan tentunya akan banyak dampak yang akan dirasakan oleh keluarga-keluarga memiliki anak stunting," tambah Hasto yang juga didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati.


Ia mengingatkan, orang pendek tak berarti stunting, tapi orang yang menderita stunting rata-rata berukuran pendek. Maka dari itu, kepedulian dan kebersamaan dalam pemberantasan stunting, tentu akan menjadi senjata ampuh untuk menanggulangi stunting di masa datang.


Pada kesempatan itu, Hasto juga didaulat melakukan peletakan batu pertama Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), pemberian bantuan sembako kepada keluarga yang mempunyai anak stunting mel TPK, atau melalui dahsat secara simbolis membantu anak srunting , bantuan 10 rb perhari x30 hr (5 anak selama 2 bln)(3 jt anak asuh, 500 sembako), juga disediakan bahan bangunan pasir, semen, dan batu secara simbolis melambangkan jiwa gotong royong.


Selain itu, juga memandu oemberangkatan Roadshow MUPEN, Mobil Pustaka Keliling, mengunjungi pelayanan KB dengan Moyan KB/KR di Lokasi Gedung Pancasila akseptor MKJP kurleb 200 orang, juga kegiatan Audit Kasus Stunting KB/KR . Selanjutnya mengunjungi Stand Gelanggang Dagang Kelpk.UPPKA KSPK , menghadiri pertemuan kader dan Pra Pembukaan Dinas Dalduk.


Sementara Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, mengatakan masalah stunting juga erat hubungannya dengan pengetahuan orangtua akan makanan bergizi, mulai dari awal mau menikah, merencanakan kehamilan, hamil, kemudian punya anak. Banyak orangtua yang tidak tahu akan pentingnya ASI bagi anak selama dua tahun, sehingga ada yang menyapih anaknya sebelum usia dua tahun.


"Anak saya disapih setelah usia dua tahun, itu berkat istri saya yang sangat paham akan pentingnya ASI selama dua tahun, agar kekebalan alami anak lebih maksimal," katanya.


Menurutnya, keluarga yang baik, maka dapat diyakini akan baik pula masyarakat tersebut, dan sebaliknya apabila dalam masya rakat itu keluarganya terganggu atau bermasalah, maka akan menjadi pemicu munculnnya berbagai masalah sosial. 

"Tentu yang kita inginkan adalah kondisi yang pertama, yaitu bagaimana dalam setiap keluarga itu ada ketenangan, kedamaian, kesejahteraan, sebagai ciri dan bentuk dari masyarakat madani, seperti yang kita cita citakan bersama," tuturnya.


Sedangkan Bupati Sijunjung, Benny Dwipa Yuswir, mengatakan dengan kebersamaan dan kerjasama dengan seluruh pihak, maka angka stunting bisa diturunkan, bahkan bisa melebihi target yang telah ditetapkan pemerintah. Menurutnya Sijunjung sangat terbantu dengan keberadaan Baznas Sijunjung yang dengan gerak cepat melakukan pembedahan rumah, memberi bantuan pada yang membutuhkan, dan hal-hal positif lainnya.

 

"Kalau ditunggu anggaran dari pemerintah kadang butuh waktu pencairan anggaran yang lama, sehingga penanganan stunting pun menjadi lebih lama. Oleh karena itu, mari satukan tekad untuk menjadikan Sijunjung bebas stunting di masa yang akan datang," tutupnyanya. HN


0 Comments