Kadin Jangan Ekslusif Bagi Sekelompok Usaha tapi Inklusif untuk Semua Pelaku Usaha

Foto bersama pengurus Kadin Sumbar periode 2017-2022. Ist


PADANG-Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di seluruh Indonesia harus menjadi rumah bersama untuk pelaku usaha, bukan untuk sekelompok usaha semata. 


"Ini pesan ketua Kadin Indonesia dimana pun beliau berada. Seluruh Kadin di setiap provinsi harus menjadi rumah bersama bagi pelaku usaha, bukan organisasi yang ekslusif bagi sebagian pelaku usaha tapi harus inklusif dan kolaboratif" terang  Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Infrastruktur PUPR, Dr. Insannul Kamil, dalam silaturrahmi dewan pengurus lengkap Kadin Sumbar, yang berlangsung Rabu (5/1) di Padang. 


Disebutkannya, Setiap Kadin saat ini harus menjadi inklusif dan kolaboratif. Inkusif di sini artinya Kadin tidak harus ekslusif, bukan menjadi rumah tempat bagi sebagian orang saja. Namun, Kadin itu inklusif, dimana semua orang ada di organisasi pengusaha yang bergerak di bidang perekonomian tersebut.


"Kadin itu merangkul seluruh pelaku usaha. Mulai dari usaha kecil, kecil menengah hingga besar. Semuanya berhimpun di Kadin. Baik itu pusat maupun di daerah," tegas Innsanul lagi.


Kondisi itu menjadikan Kadin sebagai organisasi luar biasa. Sebab Kadin Indonesia tidak bisa berjalan sendiri karena pemegang saham Kadin itu jelas. 


"Kalau dianalogikan dalam sebuah perusahaan, Kadin itu dimiliki oleh Kadin di provinsi dan kabupaten kota. Dan juga himpunan-himpunan yang terdiri atas asosiasi-asosiasi. Kadin bukan tempatnya pengurus saja tapi tempat berkumpulnya para pengusaha. Saya sampaikan ini karena isu ini sangat intens disampaikan ketua Umum Kadin Indonesia dimana pun berada," terangnya.


Menurutnya, kolaborasi untuk menjadi iklusif itu tidak bisa berjalan sendiri. Perlu sinergi, melibatkan banyak pihak. Sehingga yang menyebut dirinya supermen itu tidak ada. 


Lalu apakah di Sumbar sendiri sudah inklusif? 


"Kadin Sumbar baru menuju inklusif. Jika sudah ada iklusifitas tidak perlu lagi isu ini saya sampaikan. Makanya saya sampaikan kembali, Kadin Sumbar harus jadi rumah bersama bagi semua pelaku bisnis yang ada di daerah ini," ujarnya.


Disebutkannya, Kadin ada dua bidang, perdagangan dan industri. 


"Nah, saat ini Kadin baru bicara dagang saja, industrinya belum. Karena itu Kadin juga perlu melihat dan mendorong tumbuhnya industri di Sumbar. Ini yang belum didengar dari silaturrhmi yang berjalan tadi. Apakah SUmbar hanya akan bergantung pada Semen Padang saja? Ndak bisa," ujarnya. Karena ciri kemajuan sebuah daerah itu bisa dilihat dari kemajuan industrinya. 


Seberapa tinggi laju perindustrian di sebuah daerah, itu menjadi indikator kemajuan ekonimi sebuah daerah. Ini PR besar pengurus Kadin Sumbar ke depan. 


"Bagaimana menumbuhkan industri di Sumbar. Kita sendiri bergerak tidak akan kuat. Makanya perlu investor datang. Jadi keterbukaan untuk datangnya investor ini yang harus didorong oleh pemerintah Sumbar.


Sementara, Ketua Kadin Sumbar, Ramal Saleh, mengamini pernyataan Wakil  Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Infrastruktur PUPR, Dr. Insannul Kamil, 


"Pertemuan perdana kami sosialisasi program sejalan dengan Kadin Indonesia. Iklusif dan kolaboratif. Selama ini mungkin orang menilai Kadin itu punya orang jasa konstruksi saja. Tapi seperti yg disampaikan Kadin Indonesia, dari ekslusif harus menjadi menjadi inklusif," terangnya.


Makanya kata Ramal Saleh, dari kepengurusan yang sekarang, semuanya mengakomodir pelaku usaha dari yang kecil hingga besar. 


"Sekarang malah banyak usaha kecil, kerena di Sumbar jumlah UMKM sekitar 90 an persen jumlahnya. Jadi tugas kami ke depan bagaimana mensosialisasikan Kadin sesuai UU, yaitu induk semua pelaku usaha. 

Bukan hanya yang besar. saja tapi semuanya. Tukang bakso pun adalah anggota Kadin. Mereka adalah pelaku usaha mikro pedagang bakso," jelasnya. 


Di sisi lain, kepengurusan Kadin Sumbar sekarang akan menjalankan programnya hingga habisnya masa jabatan yang akan berakhir pada November 2022. YL


0 Comments