Gubernur Sumbar : 2021 Belajar Tatap Muka, Sekolah Harus Koordinasi dengan Komite

Murid SD mencuci tangan di wastapel yang disediakan sekolah. kitapunya.id


PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), memutuskan untuk membuka kembali sekolah tatap muka pada tahun 2021. Kondisi itu menjadi sebuah tantangan bagi pengelola sekolah, terutama dalam menyiapkan pembelajaran tatap muka, agar aman dari penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). 


Hal itu tentu tidak mudah karena di masa pandemi, pembelajaran tatap muka harus menjamin keamanan siswa dan guru.


Gubernur Sumbar Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, Psi, M. Sc, menjelaskan persiapan sekolah tatap muka perlu disiapkan sebagai antisipasi adanya klaster baru di sekolah.


"Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya klaster baru penyebaran virus corona di sekolah," kata Irwan Prayitno, Sabtu (26/12).


Menurutnya, dinas pendidikan harus mempersiapkan sarana dan prasana sanitasi dan menjaga kebersihan. Selain itu juga menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau hand sanitizer. Melakukan penyemprotan disinfektan disetiap ruangan, menerapkan wajib pakai masker dan setiap orang masuk di lingkungan sekolah diperiksa suhu badan dengan thermogun.  


"Ini harus betul-betul jadi perhatian, jangan sampai lupa, hingga menimbulkan efek risiko  penyebaran Covid-19 di sekolah," ucapnya.


Pihak sekolah juga perlu mendiskusikan rencana pembukaan sekolah ini dengan komite sekolah sebagai perwakilan orangtua di sekolah. Hal ini dilakukan sebagai upaya mendapatkan dukungan dalam pembukaan sekolah.


Kesiapan sekolah harus disosialisasikan kepada orangtua murid, sampai kepada peraturan pembelajaran di sekolah yang terintegrasi dengan kesepakatan dengan orangtua.


"Artinya sekolah ini bisa saja nanti kita buka jika orang tua tidak mengizinkan anaknya sekolah tatap muka, maka daring akan kita laksanakan lagi," tuturnya.


Pelaksanaan proses belajar mengajar akan dilakukan tatap muka dengan prosedur menjalankan protokol kesehatan yang tepat, hal ini sudah dilakukan di beberapa daerah seperti kota Bukittinggi dan kabupaten Pasaman Barat dengan menjalankan peraturan yang telah ada yaitu jumlah maksimal siswa 50 persen, menjaga jarak 1,5 meter dan tidak melakukan kontak fisik serta menjaga etika batuk dan bersin.


Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Adib Alfikri, SE, M. Si memaparkan tentang pembukaan sekolah pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan, kepada sekolah yang akan menjalankan pembelajaran tatap muka agar mempersiapkan protokol kesehatan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan.


"Sebelum mereka menjalankan, masing masing (sekolah) harus menyiapkan dulu, sesuai protokol Covid-19," ujarnya.


Selain itu, sekolah yang akan dibuka juga harus memenuhi perizinan dari Dinas Pendidikan Sumbar agar dapat dilakukan pengawasan.


Menurut Adib sebagian besar orang tua murid menyetujui rencana pembelajaran tatap muka di sekolah pada awal 2021. Selain itu, harus dipersiapkan pula format pembelajaran yang bisa mencegah potensi terjadinya penularan virus. Harus detail teliti dan tangggap tuntas penanganan. Seperti jam belajar yang tidak penuh, tidak membuka kantin, serta format pembelajaran tanpa istirahat. YS



0 Comments